Mainan dari barang bekas dan limbah karya Maurilla Sophianti (dok. Pribadi/Maurilla Sophianti)
Ketika ditanya perihal langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk memulai gaya hidup ini, Maurilla menjelaskan bahwa perjalanan ini soal mindset. Menurutnya, kita harus tahu dulu kenapa ingin memulai atau menerapkan gaya hidup minim sampah agar gak setengah hati ketika sudah ‘tercebur’ ke dalamnya.
Lantas, bagaimana caranya untuk menumbuhkan ‘strong why’ dalam hidup kita? Maurilla menyarankan untuk menonton dokumenter, membaca buku tentang lingkungan, ikut kelas atau workshop yang berkaitan dengan lingkungan. Hal ini juga menjadi tugas besar komunitas ZWID untuk terus engage dan menyebarkan hal-hal positif pada masyarakat.
Dari sudut pandang Maurilla, ia memaparkan bahwa semua permasalahan dalam pendidikan, kemiskinan, atau apa pun itu selalu berkaitan dengan lingkungan. Masyarakat juga gak akan bisa sehat kalau lingkungan tidak sehat. Untuk mulai melakukan perubahan, kita bisa memulainya dari hal-hal kecil dulu.
“Signifikan banget, lho, dari kita bilang 'oh enggak gak usah pakai sedotan plastik makasih', atau nulis di notes 'pak kalau bisa gak usah pakai kresek ya'. Kalau di ojek online kadang ada pilihan gak pakai cutleries. Extra small steps can make big changes kalau kita ngelakuin bareng-bareng kan sebenarnya sangat besar manfaatnya,” ucap Maurilla saat diwawancarai IDN Times pada Kamis (23/12/2021).
Dengan kondisi Indonesia yang masih dilanda pandemik, berbelanja kebutuhan online bak kegiatan yang melekat. Menanggapi hal ini, ia mengatakan untuk meninggalkan pesan pada penjual agar tidak memakai bubble wrap khusus barang yang aman. Extra steps lainnya dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai saat belanja
Maurilla memaparkan bahwa zero waste itu intinya dua. Pertama, pintar mengonsumsi, jadi kita mencegah dulu agar tidak ada sampah. Kedua, memaksimalkan sumber daya yang ada di sekitar kita, seperti menerapkan konsep 6R (Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot).
Apabila apa yang sudah dipakai tidak bisa dimanfaatkan secara mandiri, kamu bisa membawanya ke tempat daur ulang atau bank sampah. Intinya, mulai untuk bijak mengonsumsi sesuatu.