Untuk dapat memesan produknya, para konsumer akan diarahkan untuk melakukan skin test lewat situs resmi mereka. Di sana terdapat pertanyaan-pertanyaan seputar kondisi kulit dan lifestyle, yaitu: kondisi kulit saat ini, jenis jerawat yang biasa muncul, skin goals, serta kebiasaan dan aktivitas sehari-hari.
"Di balik teknologi BASE terdapat algoritma yang merancang keperluan skincare konsumer dengan mencocokkan bahan-bahan yang ada," ujar Ratih Permata Sari selaku Chief Product Officer (CPO) dari BASE.
Untuk memastikan kualitas produk mereka, BASE akan menanyakan ulasan langsung dari para konsumer mereka setelah pemakaian produk pertama. Meliputi tekstur produk, keefektifannya di kulit mereka, hingga pendapat mereka tentang packaging produk.
Ketika ditanya apa alasan mereka untuk melakukan konsep personalisasi, Ratih menuturkan bahwa terdapat 3 permasalahan dasar yang dialami oleh mayoritas konsumer.
Di antaranya adalah merasa overwhelmed dengan sekian banyak produk yang dijual di market, keresahan untuk terus membandingkan ulasan produk dari masing-masing influencer, hingga ketidaksesuaian harga produk dengan kocek yang mereka punya.
"Every skin is unique! Profil kulit wanita indonesia kan sangat beragam. Tetapi, kebanyakan produk yang ada di pasaran, belum cukup luas mengatasi permasalahan kulit," tutur Ratih.