Editor in Chief Magdalene Devi Asmarani dalam Women Lead Forum 2021 oleh Magdalene. Kamis (08/04/2021). IDN Times/ Fajar Laksmita
Editor in Chief Magdalene Devi Asmarani, menuturkan pandangannya terhadap posisi media di masyarakat. Ia mengatakan di satu sisi media itu ada sebenarnya untuk merefleksikan masyarakat. Tetapi di sisi lain, ketika masyarakat itu masih patriarki, media akhirnya menjadi alat untuk memperkokoh patriarki.
"Perempuan itu masih dilihat dari perspektif maskulin, di mana perempuan dilihat sebagai objek seks. Kita bisa melihat dampaknya macam-macam dari penggambaran yang stereotip, seksis sampai bahkan bisa dibilang misoginis. Contoh, masih banyak media berita terutama media online yang ketika mereka menulis berita perempuan masih memberikan embel-embel 'cantik' di belakangnya," tambahnya.
Beberapa hal terkait isu kesetaraan gender terus diupayakan Magdelene melalui kampanye dan edukasi. Salah satunya adalah penggunaan #WTF pada media-media yang menggambarkan perempuan dengan sangat buruk melalui seksis yang cenderung melecehkan.
"Tapi calling out itu gak cukup, kami membuat podcast. Kami membahas bagaimana media merepresentasikan perempuan dan bagaimana kita membantu mengubah situasi itu. Jadi, saya pikir dengan menguatkan sisi konsumen akan ada tuntutan kepada media untuk lebih memperbaiki cara mereka menggambarkan perempuan," jelasnya.