Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia Ade Jubaedah dalam program Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN HQ pada 3 Juni 2025 (IDN Times/Uni Lubis)
Sebelum menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Periode 2023-2028, Ade pernah menjabat sebagai Sekjen IBI selama lima tahun. Ia aktif berorganisasi bahkan dari tingkat kecamatan. Meski begitu, Ade tidak pernah mengesampingkan pendidikan karena menurutnya semua saling berkaitan.
“Di organisasi, saya harus menyesuaikan dengan pendidikan. Di pendidikan pun ada kebutuhan bagi Ketua IBI untuk menjawab anggota-anggotanya. Makanya, pendidikan saya pun mengambil penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab apa yang selama ini dianggap meragukan bagi sebagian teman-teman bidan,” ungkapnya.
Ade mengaku ada tuntunan dari masyarakat terkait sunat perempuan semasa ia masih bekerja di puskesmas. Padahal sepanjang membelajar bidang tersebut, Ade tidak pernah mendapatkan kurikulum yang menjelaskan tentang tindakan sunat perempuan.
“Itu gak ada mengatur di standar profesi bidan, di etik dan kode etiknya gak ada sunat perempuan. Sementara tuntunan masyarakat tinggi meminta itu, saya ingin tahu sebetulnya secara agama seperti apa,” terangnya.
Oleh karena itu, Ade memilih program Agama dan Kesehatan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Topik disertasi doktoralnya pun sangat relevan dengan isu tersebut yaitu sunat perempuan menurut perspektif agama dan kesehatan. Sebagai pimpinan organisasi, ia merasa perlu menjawab kegelisahan para bidan dengan pendekatan ilmiah dan agama
Ade juga memahami betul bagaimana kebutuhan dan tantangan para bidan yang mengabdi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Banyak hal yang harus mereka hadapi dari medan yang sulit hingga keterbatasan sarana, prasarana, maupun perlindungan hukum.
Untuk itu, salah satu hal yang sedang diperjuangkannya adalah bagaimana bidan memiliki kompetensi lebih supaya bisa menghadapi kondisi gawat darurat. Kiprah Ade Jubaedah bukan hanya simbol keberhasilan bidan tetapi juga membawa inspirasi dan harapan untuk masa depan layanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia.