Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saat Empati Bertemu Teknologi: Kepemimpinan Perempuan di Era Digital

Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu
Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) (IDN Times/Adyaning Raras)

Jakarta, IDN Times - Kecerdasan artifisial (AI) semakin melaju pesat bahkan mendominasi perkembangan teknologi di seluruh dunia. Peran perempuan kemudian dipertanyakan, apakah mereka punya tempat di tengah arus teknologi yang kian deras?

Dalam upaya memperkuat kapasitas perempuan di bidang teknologi, Perempuan Inovasi yang digagas oleh Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, dan Magnifique Indonesia ini membuka kesempatan yang sangat luas bagi perempuan untuk terjun langsung ke dunia digital. Para perempuan diberi kesempatan untuk menemukan kepercayaan diri mereka dalam mengembangkan keterampilan STEM.

Perempuan Inovasi menggelar Demo Day untuk mengumumkan siswi terbaik yang mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi setelah mengikuti program belajar bersama Perempuan Inovasi. Bersamaan dengan itu membahas bagaimana peran perempuan sebagai changemaker di era gempuran AI, apakah peran perempuan akan tergerus?

1. AI hanya membantu tetapi gak bisa menggantikan peran perempuan

Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu
Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) (IDN Times/Adyaning Raras)

Paparan Dr. Laksmi Dewi, M.Pd sebagai Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikdasmen RI menjelaskan bahwa peran perempuan gak akan tergantikan oleh AI dalam sistem pendidikan. Sebaliknya, AI hanya membantu tenaga pendidik untuk memberikan pembelajaran yang optimal.

“Ketika perempuan dibekali kompetensi sejak bangku pendidikan, mereka tidak sekadar mengikuti arus perubahan teknologi, tetapi bertindak sebagai menjadi motor penggerak yang menentukan arah transformasi tersebut. Bersama, kita menciptakan peluang yang merata agar perempuan Indonesia dapat berdiri sejajar sebagai talenta masa depan yang berdaya, kreatif, dan kompetitif di tingkat global,” ungkap Laksmi dalam talkshow di acara Demo Day Perempuan Inovasi 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu (10/12/2025).

Corporate Social Responsibility Leader IBM Indonesia Rina Suryani menjelaskan bahwa AI adalah mesin yang bekerja 24 jam tanpa jeda setiap harinya. Sementara workforce saat ini memungkinkan orang akan tertinggal kalau tidak menggunakan AI.  Dian Sastro juga berpandangan sama. Menurutnya dari segi industri kreatif, AI sangat membantu dan dibutuhkan dalam proses riset. 

“AI udah banyak masuk ke proses kreatif kita. Banyak mempercepat proses, misalnya bikin film. Tapi kita bisa membedakan gimana AI ini meng-enhance kerjaan menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien,” kata Dian.

Menurutnya, AI sangat membantu dalam proses penyediaan data. Tapi sayangnya, AI sering memberikan data yang salah. Untuk itu, Dian percaya proses kreatif masih menjadi bagian yang belum tersentuh oleh AI karena ia akan merekam dan mengadaptasi suatu pola.

2. Ada nilai-nilai yang gak bisa tergantikan oleh AI

Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu
Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) (IDN Times/Adyaning Raras)

Co-founder dan CEO Markoding, Amanda Simandjuntak, melihat potensi yang sangat besar pada setiap perempuan. Di balik gempuran AI, perempuan punya nilai yang gak bisa digantikan oleh kecanggihan AI.

“Melalui Perempuan Inovasi, kami melihat bagaimana perempuan muda menunjukkan keberanian dan kreativitas mereka, membuktikan bahwa masa depan teknologi Indonesia akan semakin kuat ketika lebih banyak perempuan diberi kesempatan untuk memimpin,” ungkap Amanda Simandjuntak.

Dian Sastro menyebut, “Nilai-nilai manusia seperti empati, kreativitas, intuisi justru gak bisa direplikasi polanya oleh AI. Karena kita perempuan, kita punya peran besar di situ.”

Justru AI dinilai Laksmi sebagai teknologi yang bisa memberdayakan perempuan, bukan perempuan yang diperdaya oleh AI. Sebagai teknologi, AI belum bisa menangkap pola emosi manusia dan inilah yang perlu di-embrace agar peran kita gak tergerus oleh AI.

“Kita bisa menciptakan suasana menjadi nyaman. Kasih sayang orangtua juga berbeda-beda dan gak pernah sama. Ini yang perlu menjadi kekuatan kita para perempuan,” ucap Laksmi.

Malang melintang di industri kreatif Indonesia begitu mengasah sisi kreativitas Dian Sastro. Sebabnya, ia merasa perempuan memiliki peluang terbuka untuk menjadi pemimpin. Mengapa? Karena perempuanlah yang lekat dengan empati, kepekaan sosial, dan punya cara pandang yang berbeda.

“Perempuan harus menjadi navigator perubahan, berani belajar hal baru dan mengambil peran penting agar masa depan digital tidak dibangun dari perspektif yang sempit dan tidak beragam, tetapi relevan, inklusif, dan berdampak bagi masyarakat.” ujar Dian Sastrowardoyo, Founder Yayasan Dian Sastrowardoyo.


3. Hadirnya Perempuan Inovasi menghilangkan salah satu hambatan terbesar bagi perempuan untuk bergerak di dunia teknologi

Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu
Demo Day Perempuan Inovasi 2025 di Jakarta pada Rabu (10/12/2025) (IDN Times/Adyaning Raras)

Hadirnya Perempuan Inovasi sama dengan membuka akses perempuan terhadap pemberdayaan di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Perempuan Inovasi hadir sebagai solusi untuk menyediakan akses pelatihan dan keterampilan teknis, menutup kesenjangan gender, dan mendorong keterlibatan perempuan sejak dini dalam ekosistem teknologi.

Program ini mengkombinasikan pembelajaran digital, keterampilan STEM, literasi AI, mentoring, dan komunitas yang mendorong kepercayaan diri peserta. Pendekatan tersebut memungkinkan perempuan untuk memasuki ekosistem teknologi dengan kemampuan yang relevan sekaligus perspektif yang lebih sensitif terhadap isu sosial dan keberlanjutan.

“Ketika perempuan dibekali kompetensi sejak bangku pendidikan, mereka tidak sekadar mengikuti arus perubahan teknologi, tetapi bertindak sebagai menjadi motor penggerak yang menentukan arah transformasi tersebut,” ungkap Laksmi.

Tahun 2025, 40 perempuan Indonesia berhasil menerima Beasiswa Perempuan Inovasi 2025 karena dukungan Astra, L’Oreal Fund for Women, HP Indonesia, IBM SkillsBuild, dan Shiseido. Kesamaan visi dan misi Astra dan L’Oreal Fund for Women yang menjadi penggerak keberhasilan kolaborasi ini, dengan memberikan dukungan penuh dalam menyediakan sumber daya dan kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk berkembang.

Ketika perempuan diberikan kesempatan untuk mengasah potensi mereka, maka perempuan sangat berpeluang menjadi changemakers di era AI. Laksmi menekankan bagaimana perempuan Indonesia harus bisa menguasai AI. Dengan kecerdasan emosional yang tinggi, perempuan juga memiliki kreativitas yang tinggi dan etika untuk menunjukkan bahwa mereka hebat dalam bidangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Kebiasaan Mini Saat Nunggu Loading HP yang Bikin Hidup Gak Boring

11 Des 2025, 10:11 WIBLife