Acara Women with Impact oleh East Ventures bertemakan 'Tech for gender equity: Empowering women, improving livelihoods' pada Rabu, (08/03/2023) di Google Indonesia dalam rangka IWD 2023 (dok. East Ventures)
Saat ini, tentunya sudah banyak kaum perempuan yang mulai membangun bisnisnya sendiri. Namun, gak bisa dimungkiri, ternyata perempuan kerap mendapatkan kendala dalam membangun bisnis dan usaha. Hal tersebut sebenarnya merupakan salah satu dampak dari ketidaksetaraan gender yang sampai saat ini masih banyak terjadi.
"Kita melihat bahwa ketidaksetaraan gender terus berlanjut. Hal ini menjadi semakin jauh, terutama karena kita menghadapi berbagai krisis dan kemunduran perkembangan yang disebabkan Covid-19. Bahkan sebelum Covid, bisnis milik perempuan sudah menghadapi ketimpangan, namun ketimpangan ini semakin dalam selama Covid," ujar Mari Elka Pangestu, World Bank’s Managing Director of Development Policy and Partnerships.
Ternyata, pandemi Covid juga menyebabkan kondisi ini semakin parah. Mari menambahkan, hal itu dikarenakan selama Covid, perempuan mengalami beban merawat keluarga yang semakin meningkat. Sehingga, berpengaruh juga terhadap karier dan bisnis mereka. Selain itu, secara umum, ternyata perempuan memang mengalami kesulitan lebih tinggi dalam berbisnis daripada laki-laki.
"Data dan analisis menunjukkan, perempuan 25 persen lebih kecil kemungkinannya untuk memulai usaha dibanding laki-laki. Perempuan juga cenderung terjun ke bisnis dengan margin lebih rendah, sektor dengan pertumbuhan lebih lambat, sehingga produktivitas dan keuntungan perempuan dalam UKM hanya sekitar setengah dari bisnis miliki laki-laki," jelas Mari.
Sehingga, dapat dikatakan, bahwa memang benar jika perempuan masih mengalami banyak kesulitan untuk berkarier dan berbisnis. Mari juga menyebutkan, saat awal membangun bisnis, pengusaha laki-laki berpotensi mengakses modal tumbuh 30 persen lebih cepat. Sedangkan akses itu akan sulit untuk didapatkan oleh kaum perempuan.