Ilustrasi gandum sumber makanan di zaman nabi (pexels/Pixabay)
Pada saat itu Kerajaan Samaria sedang berperang dengan Kerajaan Aram. Nabi Ilyasa AS membeberkan rahasia strategi pihak Aram kepada Raja Samaria. Kemudian Raja Aram mengerahkan pasukannya untuk menangkap Ilyasa, namun atas izin Allah SWT, pasukan Aram menjadi buta. Lalu Ilyasa menuntun pasukan tersebut ke wilayah Samaria. Raja Samaria awalnya ingin membunuh pasukan Aram tersebut, namun justru memulangkannya ke Aram karena permintaan dari Ilyasa.
Geram akan hal itu, Raja Aram memerintahkan pasukan yang lebih besar lagi untuk mengepung Kerajaan Samaria. Kelaparan hebat dan krisis pangan melanda daerah Samaria dan Raja Samaria menyalahkan Ilyasa akan hal ini. Ilyasa mengatakan pada pelayan Raja Samaria bahwa sebentar lagi harga gandum sebagai bahan pokok di sana akan melimpah dan menjadi murah sehingga masyarakatnya tak perlu khawatir, namun pelayan raja tidak percaya dengan Ilyasa dan justru bersumpah tidak akan ikut menikmati gandum tersebut jika benar hal itu terjadi.
Sementara itu pasukan Aram yang sedang mengepung Samaria mendengar suara deru pasukan lain dan menyangka itu adalah suara pasukan Mesir yang datang membantu Samaria. Mengira hal tersebut, pasukan Aram kemudian mengakhiri pengepungan dan segera mundur kembali ke Aram sambil meninggalkan gandum, bahan makanan, hingga hewan ternak mereka di Samaria.
Penduduk Samaria pun berbondong-bondong menjarah bahan makanan dan hewan ternak yang ditinggalkan pasukan Aram, sehingga mereka tak lagi kekurangan bahan pangan. Pelayan raja yang tak percaya perkataan Ilyasa mati terinjak-injak warga yang sedang menjarah.
Keistimewaan Ilyasa sebagai seorang nabi juga dituliskan dalam QS. Al-An'am ayat 86 sebagai orang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dalam surat itu Ilyasa disebut sebagai Alyasa.
وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًاۗ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ
dan Ismail, Alyasa, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya), (QS. Al-An'am: 86).
Keistimewaan dan mukjizat Nabi Ilyasa AS ini bisa kita teladani dan pahami untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.