Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Shivam Garg)

Nabi Syuaib AS merupakan cicit dari Nabi Ibrahim AS, dan ibu Nabi Syuaib AS adalah putri dari Nabi Luth AS. Nabi Syuaib AS lahir di Arab dan diutus oleh Allah SWT untuk menuntun kaum Madyan menuju ke jalan kebenaran.

Kaum Madyan dikenal ingkar kepada Allah SWT dan suka berbuat curang saat berdagang. Nabi Syuaib AS berusaha agar kaum Madyan bertaubat dalam berdagang dengan jujur dan bertakwa kepada Allah SWT, sehingga Nabi Syuaib AS memiliki mukjizat dan keistimewaan saat sedang menyadarkan kaum Madyan. Ada pun mukjizat dan keistimewaannya bisa disimak di bawah ini.

1. Diutus untuk menuntun kaum Madyan ke jalan yang benar

Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Vince Gx)

Kaum Madyan tinggal di pinggiran negeri Syam yang sekarang dikenal dengan negara Suriah. Kaum Madyan dikaruniai oleh Allah SWT tanah yang subur sehingga memudahkan mereka bertani dan berdagang. Namun bukannya bersyukur, kaum Madyan justru mengelola harta mereka semena-mena dengan berbuat curang.

Mereka sering mengurangi timbangan saat berdagang, sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang lebih. Tak hanya itu, mereka juga sering berbohong saat menawarkan barang dagangan sehingga merugikan orang lain. Hal ini mereka anggap sebagai kemampuan dalam berdagang, padahal hal itu adalah perbuatan tercela.

Kaum Madyan juga tidak percaya dengan keesaan Allah SWT, mereka menyembah berhala, pohon dan tanah. Kemudian Allah SWT mengutus Nabi Syuaib AS untuk menyadarkan mereka agar terhindar dari perihnya azab jika tidak beriman.

وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ

Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”

Nabi Syuaib AS sebenarnya juga merupakan keturunan Madyan, namun dia berbeda. Nabi Syuaib AS tunduk kepada perintah Allah SWT dan berusaha menyadarkan kaumnya kembali ke jalan yang benar.

2. Mahir berdakwah dan berpidato

Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Masjid Pogung Dalangan)

Nabi Syuaib AS dikenal sebagai seorang nabi yang sangat pandai berbicara, tutur katanya baik dan lembut sehingga dia dijuluki khatibul anbiya' atau juru bicara para nabi. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. saat Rasulullah SAW menyebut Nabi Syuaib, beliau juga berkata, “Dia adalah khatibul anbiya’.

Kemampuan berbicaranya ini dimanfaatkan untuk berdakwah kepada kaum Madyan yang ingkar terhadap Allah SWT. Meski kaum Madyan mengakui kecerdasan Nabi Syuaib AS, namun mereka mengejek dan menolak saat diajak untuk mengelola harta dan perdagangan yang benar. Namun Nabi Syuaib AS tetap bersabar dan berusaha menyadarkan mereka.

3. Menangis karena cinta kepada Allah SWT hingga menjadi buta

Ilustrasi air mata (unsplash/Mayank Dhanawade)

Kecintaan Nabi Syuaib AS kepada Allah SWT sangat besar. Nabi Syuaib AS sering menangis karena mencintai Allah SWT. Beliau menangis hingga kedua penglihatannya buta. Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Al-Wahidiy dan Ibnu Asakir.

“Wahai Syuaib! Tangisan apa ini? Apakah kerena engkau rindu pada surga atau karena engkau takut neraka?"

“Tidak Ya Allah! Tetapi aku meyakinkan cinta-Mu di hatiku. Bila aku memandang-Mu, maka aku tidak peduli apa yang akan Engkau perbuat kepadaku.”

Kemudian Allah SWT memberi wahyu pada Nabi Syuaib AS,

“Wahai Syuaib! Bila pengakuanmu itu benar, maka berbahagialah engkau untuk berjumpa dengan-Ku. Wahai Syuaib! Karena itu Aku jadikan Musa putra Imron kalam-Ku sebagai pelayanmu”.

Allah SWT pun mengembalikan penglihatan Nabi Syuaib AS agar dapat melihat kembali.

4. Doa untuk kaum Madyan dikabulkan oleh Allah SWT

Ilustrasi pria memanjatkan doa (pexels/Rodolfo Clix)

Dakwah dan bimbingan Nabi Syuaib AS tak bisa menyadarkan semua kaum Madyan, kebanyakan dari mereka masih melakukan hal curang dan tidak mau menyembah Allah SWT. Bahkan mereka mengancam akan mengusir Nabi Syuaib AS dan para pengikutnya jika tidak mau ikut menyembah berhala.

Saat kondisi sudah sangat runyam, Nabi Syuaib AS berdoa kepada Allah SWT agar kaum Madyan diberi azab yang perih karena sudah membangkang dan justru mengajak Nabi Syuaib AS menyembah berhala. Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Syuaib AS dan menurunkan azab.

5. Nabi Syuaib AS dan pengikutnya diselamatkan oleh Allah SWT dari azab

Ilustrasi bencana alam (pexels/Artūras Kokorevas)

Azab yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum Madyan berupa udara panas yang membuat kulit jadi terbakar dan menyesakkan dada. Sehingga tanah mereka pun menjadi tandus. Tak hanya itu, langit tempat tinggal kaum Madyan mendadak diselimuti oleh awan yang sangat gelap dan gemuruh petir, kemudian muncul gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga kaum Madyan sama sekali tidak bisa berlindung dari azab yang perih.

Meski tempat tinggal kaum Madyan porak-poranda karena azab, namun Allah SWT menyelamatkan Nabi Syuaib AS dan kaumnya, ini tertuang dalam QS. Hud ayat 94-95.

وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَاَخَذَتِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ

كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُوْدُ ࣖ

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum Samud (juga) telah binasa. (QS. Hud: 94-95).

Dari kisah Nabi Syuaib AS kita bisa belajar bahwa jangan mengingkari Allah SWT dan berbuat curang saat berdagang. Kita juga bisa belajar bagaimana kecintaan Nabi Syuaib AS kepada Allah SWT yang begitu besar serta ketakwaannya dalam membimbing kaumnya menuju ke jalan kebenaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team