Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Vince Gx)
Kaum Madyan tinggal di pinggiran negeri Syam yang sekarang dikenal dengan negara Suriah. Kaum Madyan dikaruniai oleh Allah SWT tanah yang subur sehingga memudahkan mereka bertani dan berdagang. Namun bukannya bersyukur, kaum Madyan justru mengelola harta mereka semena-mena dengan berbuat curang.
Mereka sering mengurangi timbangan saat berdagang, sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang lebih. Tak hanya itu, mereka juga sering berbohong saat menawarkan barang dagangan sehingga merugikan orang lain. Hal ini mereka anggap sebagai kemampuan dalam berdagang, padahal hal itu adalah perbuatan tercela.
Kaum Madyan juga tidak percaya dengan keesaan Allah SWT, mereka menyembah berhala, pohon dan tanah. Kemudian Allah SWT mengutus Nabi Syuaib AS untuk menyadarkan mereka agar terhindar dari perihnya azab jika tidak beriman.
وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
Nabi Syuaib AS sebenarnya juga merupakan keturunan Madyan, namun dia berbeda. Nabi Syuaib AS tunduk kepada perintah Allah SWT dan berusaha menyadarkan kaumnya kembali ke jalan yang benar.