Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria melakukan muscle flexing (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Muscle flexing bukan sekadar menunjukkan otot, tetapi juga bagian dari proses latihan yang membantu meningkatkan koneksi otak dengan otot serta memaksimalkan pertumbuhan massa otot. Banyak orang yang melakukan muscle flexing dengan tujuan menampilkan hasil latihan mereka, baik untuk kompetisi, keperluan fotografi, atau sekadar mengamati perkembangan tubuh.

Namun, tanpa teknik yang tepat, kesalahan dalam melakukan muscle flexing dapat mengurangi efektivitasnya atau bahkan menyebabkan ketegangan otot yang tidak perlu. Kesalahan dalam muscle flexing sering kali tidak disadari, terutama bagi mereka yang baru memulai latihan atau belum memahami teknik yang benar.

Supaya kamu terhindar dari masalah di atas, langsung saja simak kelima kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan muscle flexing berikut ini. Keep scrolling!

1. Tidak melibatkan otot dengan benar

ilustrasi pria melakukan muscle flexing (pexels.com/Pixabay)

Salah satu kesalahan utama saat melakukan muscle flexing adalah tidak benar-benar melibatkan otot yang ingin ditampilkan. Beberapa orang hanya mengandalkan kontraksi ringan tanpa benar-benar mengaktifkan seluruh serat otot. Hal ini membuat flexing tampak kurang maksimal dan kurang memberikan manfaat bagi perkembangan otot.

Untuk mendapatkan kontraksi yang efektif, setiap otot yang difokuskan harus benar-benar dikencangkan dengan intensitas yang tepat. Misalnya, saat melakukan flexing pada otot biceps, seluruh lengan harus dalam posisi yang benar dan otot perlu dikontraksikan dengan penuh. Hanya dengan cara ini, muscle flexing dapat memberikan stimulasi optimal bagi otot.

2. Postur tubuh yang salah

Editorial Team

Tonton lebih seru di