Ilustrasi ikan besar (unsplash/Gabriel Dizzi)
Saat Nabi Yunus AS pergi keluar dari Ninawa dengan keadaan marah, dia pergi dengan menaiki kapal. Dalam perjalanannya, terjadi badai yang tidak biasa, sehingga para penumpang kapal melakukan undian siapa yang harus dibuang ke laut untuk meredakan badai. Nama Yunus selalu keluar dalam undian meskipun para penumpang kapal sebenarnya tidak mau membuang Yunus ke laut. Namun tak ada jalan lain, badai terus menerpa mereka hingga akhirnya Yunus melompat ke laut.
Setelah Yunus melompat, badai berhenti, dan Yunus tidak tenggelam ke dasar laut melainkan dilahap oleh seekor ikan besar. Beberapa tafsiran menyebut bahwa ikan yang menelan Yunus adalah paus, namun beberapa tafsiran hanya menyebutnya sebagai ikan nun (ikan besar) tanpa spesies yang jelas.
Di dalam perut ikan besar itu, Yunus tetap bisa hidup. Tiga hari lamanya Yunus berada di dalam perut ikan, dan berdoa kepada Allah SWT dengan penuh rasa menyesal dan bersedih. Doa Nabi Yunus AS tercantum dalam QS. Al-Anbiya ayat 87.
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 87).
Ayat ini menjelaskan bahwa Yunus pergi dari tugasnya untuk menyadarkan kaum Ninawa dalam keadaan marah sehingga Allah SWT mempersulitnya agar dia sadar dan bertobat.