Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Levi Meir Clancy)
Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Levi Meir Clancy)

Nabi Yunus AS hidup sekitar abad ke-8 SM. Dia hidup setelah masa Nabi Ilyas AS dan Ilyasa. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Nabi Yunus AS merupakan putra dari perempuan Sunem yang pernah didoakan oleh Ilyasa agar dikaruniai anak. Sumber lain mengatakan bahwa Yunus adalah putra seorang pria berusia tujuh puluh tahun bernama Matta yang meninggal tak lama setelah Yunus lahir.

Nabi Yunus AS diutus oleh Allah SWT menyadarkan kaum Ninawa, kota yang berada di Irak, agar menyembah Allah SWT dan meninggalkan berhala. Dalam kisahnya saat berdakwah, Yunus mengalami peristiwa menarik serta mukjizat yang perlu diketahui.

1. Doa Nabi Yunus AS tentang azab kaum Ninawa didengar Allah SWT

Ilustrasi langit gelap sebelum datangnya azab (unsplash/Patrick Hendry)

Masyarakat Ninawa sangat sulit disadarkan untuk tidak menyembah berhala. Bahkan Nabi Yunus AS merasa kesal karena mereka tak kunjung sadar untuk menyembah Allah SWT. Nabi Yunus AS sempat mendoakan dan memperingatkan kaum Ninawa bahwa Allah SWT akan memberi mereka azab pada 30 hari kemudian.

Karena kesal, Yunus justru pergi meninggalkan kaum Ninawa sambil memberi ancaman berupa azab dari Allah SWT. Saat Yunus pergi dari Ninawa, doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Langit Ninawa berubah menjadi bergemuruh dan gelap sehingga membuat masyarakat Ninawa ketakutan. Yunus tidak mengetahui doanya didengar dan sudah terlanjur meninggalkan Ninawa.

2. Masyarakat Ninawa bertobat karena azab Allah SWT

Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Jeremy Cai)

Kisah-kisah kaum membangkang yang berusaha disadarkan para nabi di Al-Quran umumnya berakhir terkena azab yang pedih dari Allah SWT. Namun masyarakat Ninawa sebagai umat Nabi Yunus AS ternyata bernasib lain.

Saat langit Ninawa menjadi gelap dan bergemuruh sebagai tanda azab Allah SWT datang, masyarakat Ninawa kemudian bertobat dan menyembah Allah SWT, sehingga azab tidak jadi menimpa mereka. Masyarakat Ninawa kemudian hidup dengan tenang dibawah perlindungan Allah SWT. Hal ini tertuang dalam QS. Yunus ayat 98.

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَۗ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ

Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu. (QS. Yunus: 98).

Ayat ini menceritakan bagaimana kaum Nabi Yunus AS yang bertobat, tidak jadi diberi azab oleh Allah SWT dan justru mendapat kesenangan karena bertakwa kepada Allah SWT.

3. Dimakan ikan besar dan tetap selamat

Ilustrasi ikan besar (unsplash/Gabriel Dizzi)

Saat Nabi Yunus AS pergi keluar dari Ninawa dengan keadaan marah, dia pergi dengan menaiki kapal. Dalam perjalanannya, terjadi badai yang tidak biasa, sehingga para penumpang kapal melakukan undian siapa yang harus dibuang ke laut untuk meredakan badai. Nama Yunus selalu keluar dalam undian meskipun para penumpang kapal sebenarnya tidak mau membuang Yunus ke laut. Namun tak ada jalan lain, badai terus menerpa mereka hingga akhirnya Yunus melompat ke laut. 

Setelah Yunus melompat, badai berhenti, dan Yunus tidak tenggelam ke dasar laut melainkan dilahap oleh seekor ikan besar. Beberapa tafsiran menyebut bahwa ikan yang menelan Yunus adalah paus, namun beberapa tafsiran hanya menyebutnya sebagai ikan nun (ikan besar) tanpa spesies yang jelas.

Di dalam perut ikan besar itu, Yunus tetap bisa hidup. Tiga hari lamanya Yunus berada di dalam perut ikan, dan berdoa kepada Allah SWT dengan penuh rasa menyesal dan bersedih. Doa Nabi Yunus AS tercantum dalam QS. Al-Anbiya ayat 87.

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 87).

Ayat ini menjelaskan bahwa Yunus pergi dari tugasnya untuk menyadarkan kaum Ninawa dalam keadaan marah sehingga Allah SWT mempersulitnya agar dia sadar dan bertobat.

4. Allah SWT menumbuhkan tanaman untuk kesembuhan Yunus

Ilustrasi tanah yang tandus (unsplash/Wolfgang Hasselmann)

Setelah berdoa dan bertobat di dalam perut ikan, Yunus berhasil keluar. Ikan tersebut memuntahkan Yunus di atas sebuah pulau dengan tanah yang tandus. Saat itu Yunus dimuntahkan dengan keadaan sakit. 

Namun Allah SWT menumbuhkan sebatang pohon sejenis labu agar bisa dikonsumsi dan membuat Yunus kembali sehat. Hal ini tercantum dalam QS. As-Saffat ayat 145-146. 

فَنَبَذْنٰهُ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ سَقِيْمٌ ۚ

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. (QS. As-Saffat ayat 145).

وَاَنْۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَّقْطِيْنٍۚ

Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. (QS. As-Saffat ayat 146).

Setelah itu, Yunus kembali diperintahkan untuk kembali ke kaum Ninawa. Sesampainya Yunus di sana, kaum Ninawa percaya kepada Yunus dan bertobat.

5. Teladan yang bisa dipelajari dari kisah Nabi Yunus AS

Ilustrasi kehidupan di zaman nabi (unsplash/Fabien Bazanegue)

Dari kisah Nabi Yunus AS, kita dapat memetik banyak sekali pelajaran. Seperti tetap bersabar, berdoa, dan memohon ampun kepada Allah SWT meski dalam kondisi yang sulit seperti saat Yunus berada di dalam perut ikan besar. Bahkan saat dirinya dimuntahkan dari dalam perut ikan, Yunus yang dalam keadaan sakit masih ditolong oleh Allah SWT.

Yunus tetap kembali berusaha menyadarkan kaum Ninawa yang menyembah berhala sehingga kaum Yunus menjadi salah satu kaum dari nabi yang selamat dari azab berkat kehendak Allah SWT dan usaha Yunus dalam menyadarkan mereka. Sifat sadar, mau mengakui kesalahan, serta gigih dalam berdakwah bisa menjadi teladan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team