5 Tips Atasi Masculinity Trap, Bangun Kecerdasan Emosional bagi Pria

Istilah masculinity trap atau toxic masculinity merujuk pada ekspektasi sosial yang tidak realistis dan merusak tentang apa artinya menjadi pria. Norma-norma ini sering kali mendorong pria untuk menekan emosi, mendominasi orang lain, serta menghindari segala sesuatu yang dianggap sebagai kelemahan. Namun, efek dari masculinity trap bisa sangat merugikan, baik secara emosional maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Konsep tersebut seringkali membuat seorang pria menjadi lebih ahli dalam menyembunyikan emosinya. Pria menjadi lebih sering menahan hasratnya untuk bercerita dan dan menyalurkan apa yang ia rasakan. Lebih jauh lagi pria bahkan menjadi tidak mengenal emosinya. Akhirnya banyak pria yang hanya bisa marah-marah ketika sedang merasa sedih atau kecewa.
Berusaha keluar dari stereotip masculinity trap adalah upaya untuk melepaskan diri dari ekspektasi sosial yang tidak sehat ini dan mengembangkan cara hidup yang lebih autentik dan penuh empati. Berikut adalah lima tips yang bisa diambil pria untuk melakukan detoksifikasi dari tekanan maskulinitas yang merugikan.
1. Menerima bahwa emosi adalah bagian dari kemanusiaan
Salah satu aspek paling merusak dari masculinity trap adalah anggapan bahwa pria tidak boleh menunjukkan emosi, kecuali marah. Ini membuat banyak pria merasa terisolasi secara emosional dan kurang mampu berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya pria terkena stigma negatif bila ingin menagis atau sekadar bicara dari hati ke hati dengan orang lain.
Pada dasarnya seseorang tentu ingin hidup bebas tanpa harus ada yang di tutup-tutupi. Karena ini adalah era di mana pria juga berhak menunjukkan sisi kemanusiaannya, yakni memiliki kerapuhan dan jujur terhadap segala emosi yang dirasakannya. Sehingga, penting untuk mengakui bahwa emosi adalah bagian dari pengalaman manusia yang wajar dan perlu diekspresikan.
Mulailah dengan memberi diri kamu izin untuk merasakan dan mengekspresikan emosi selain kemarahan. Jika kamu merasa sedih, takut, atau cemas, akui perasaan itu tanpa merasa malu. Berbicara dengan orang yang kamu percayai, seperti teman dekat atau pasangan, tentang bagaimana perasaan kamu bisa menjadi langkah besar untuk melepaskan diri dari tekanan untuk selalu tampak kuat.