3 Ciri Toxic Masculinity pada Cowok, Red Flag dalam Hubungan!

Maskulinitas erat kaitannya dengan lelaki yang tampil kuat, cool, tidak emosional serta sering mengesampingkan perasaan. Toxic masculinity adalah istilah yang merujuk pada konsep budaya yang mempromosikan gambaran maskulinitas yang merugikan. Terutama bagi pasangan maupun orang di sekitar yang sering terhubung dengannya.
Pengertian maskulinitas ini sering membuat stereotip yang menjadikan cowok sulit berekspresi. Sulit untuk menampilkan perasaan dan harus mempertahankan standar yang selalu diyakini oleh masyarakat luas, yakni cowok itu tangguh. Sayangnya, hal ini yang kerap kali membuat cowok malah rentan melakukan hal-hal yang salah dalam mengekspresikan perasaannya.
Berikut ini merupakan tiga ciri utama dari toxic masculinity yang dapat dikenali pada cowok, serta dampak negatifnya dalam hubungan. Simak penjelasannya sebagai berikut!
1. Selalu merasa superior, dominan, dan agresif

Maskulinitas toksik selalu erat kaitannya dengan sikap dominan dan merasa superior. Cowok tipe ini juga tak segan menunjukkan sikap agresifnya pada pasangan. Merasa superior dan dominan seringkali menciptakan hierarki yang tidak sehat dalam hubungan dengan orang lain.
Cowok yang menganut pandangan ini juga suka mendominasi orang lain, terutama orang yang dianggap lebih lemah. Sikap agresif yang dianggap sebagai bagian dari maskulinitas toksik seringkali menempatkan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau menunjukkan kekuatan.
Hal tersebut dapat berdampak negatif pada fisik dan emosional pasangan. Selain itu, normalisasi kekerasan dapat memperkuat kebiasaan yang membenarkan penindasan dan pelecehan. Superioritas dan dominasi juga menciptakan rasa tidak aman dalam hubungan. Ini dapat menghambat komunikasi yang sehat, dan kerjasama yang positif dengan pasangan.
2.Suka menunjukkan kekuatan untuk mengontrol

Konsep maskulinitas toksik menekankan bahwa untuk menjadi pria sejati, seseorang harus memiliki sifat-sifat yang menunjukkan kekuatan, keberanian, dan kontrol atas orang lain. Sayangnya, pandangan ini sangat merugikan, dapat menyebabkan perilaku yang tidak sehat bagi pasangannya.
Cowok dengan ciri ini selalu ingin memegang kendali dalam hubungan. Dorongan untuk menunjukkan kekuatan dan kontrol sering kali menghadirkan drama dalam hubungan. Ia juga cenderung kurang berempati dan memahami perspektif orang lain. Akibatnya, ini dapat memicu konflik, ketegangan, dan perpecahan dalam hubungan.
Sebagai pasangan, kamu akan sulit untuk mendapatkan kebebasan, baik dalam berkomunikasi maupun bersikap. Sebab semua hal harus berdasarkan persetujuannya dan keinginannya. Hal ini akan semakin sulit jika berada dalam hubungan pernikahan, karena cenderung cewek akan menjadi korban.
3.Cenderung menoleransi kekerasan

Selalu menampilkan kekuatan sering kali membuat cowok tersebut membenarkan penggunaan kekerasan atau intimidasi sebagai cara untuk mencapai tujuan. Ini tidak hanya berbahaya secara fisik dan emosional bagi individu yang terlibat, tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak stabil bagi pasangan.
Inilah yang memicu banyaknya kasus kekerasan di dalam hubungan. Sebab pernikahan yang diawali dengan hubungan toksik akan cenderung menormalisasi perbuatan negatif ini. Cowok yang berperilaku kasar harus diantisipasi sejak masa perkenalan, sebelum memutuskan untuk menikah. Selalu utamakan prinsip penghormatan, kesetaraan dan keadilan dalam hubungan.
Dengan memahami ciri-ciri ini, kamu bisa mengenali diri pasangan dengan lebih baik dan memperbaiki konsep maskulinitas yang lebih sehat dan positif. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa mengidentifikasi ciri-ciri toxic masculinity pada cowok adalah langkah awal yang penting dalam upaya mengatasi hal-hal yang merugikan nantinya.