Ilustrasi pria sedang berdoa (pexels/Rodolfo Clix)
Dikisahkan pada masa itu Bani Israil sedang mengharapkan datangnya juru selamat yang akan membawa mereka ke dalam masa kejayaan seperti di masa lampau. Nabi Isa AS yang diutus Allah SWT untuk menyadarkan Bani Israil dari ajaran yang sudah mulai menyimpang dari kitab yang sudah diturunkan kepada mereka sebelumnya, Taurat, justru membuat para petinggi Bani Israil merasa terancam.
Mereka merasa bahwa Isa akan mengusik kekuasaan mereka, dan menganggap Isa adalah nabi palsu. Para petinggi Bani Israil kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Isa. Allah SWT menyelamatkan Isa dengan cara mengganti Isa dengan orang yang diserupakan dengan Isa, sehingga yang mati saat itu bukanlah Nabi Isa AS, melainkan orang yang dibuat mirip dengannya oleh Allah SWT. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 157.
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ
dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. (QS. An-Nisa: 157).
Al-Quran juga menjelaskan bahwa pihak yang berencana membunuh sebenarnya masih dalam keragu-raguan tentang siapa sebenarnya yang berhasil mereka bunuh. Sedangkan Isa diangkat ke langit oleh Allah SWT hingga menjelang hari kiamat kelak. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 55.
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ
(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.” (QS. Ali-Imran: 55).
Peristiwa pengangkatan Nabi Isa AS ke langit juga diabadikan dalam surat An-Nisa ayat 158.