Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Kamu Belum Move On Secara Emosional dari Mantan, Waspada!

ilustrasi pria yang belum move on secara emosional
ilustrasi pria yang belum move on secara emosional (unsplash.com/Ethan Sykes)
Intinya sih...
  • Masih sering membuka media sosial mantan.
  • Masih membandingkan orang baru dengan mantan.
  • Sering mengenang masa lalu dengan perasaan yang kuat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perpisahan adalah bagian dari perjalanan hidup yang tidak selalu mudah untuk diterima. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi kehilangan seseorang yang pernah menjadi bagian penting dari kehidupannya. Namun, ada kalanya seseorang merasa sudah melepaskan masa lalu, padahal secara emosional masih terikat pada kenangan yang belum sepenuhnya hilang. Kondisi ini sering kali tidak disadari, tetapi bisa berdampak besar pada kebahagiaan dan hubungan baru di masa depan.

Belum move on secara emosional bukan sekadar tentang masih mencintai mantan, melainkan tentang masih adanya keterikatan perasaan yang kuat terhadap kenangan, ekspektasi, atau bahkan luka yang belum sembuh. Dalam situasi seperti ini, seseorang mungkin terus mengulang kenangan masa lalu, membandingkan orang baru dengan mantan, atau sulit membuka diri terhadap kesempatan baru dalam hidup.

Supaya kamu tidak salah memahaminya, yuk simak ketujuh tanda kamu belum move on secara emosional dari mantan berikut ini. Scroll sampai habis, ya!

1. Masih sering membuka media sosial mantan

ilustrasi pria yang belum move on
ilustrasi pria yang belum move on (unsplash.com/Ben White)

Salah satu tanda paling umum bahwa seseorang belum benar-benar melepaskan masa lalu adalah kebiasaan untuk terus memantau aktivitas mantan di media sosial. Sekilas terlihat sepele, tetapi tindakan ini sebenarnya menunjukkan adanya keterikatan emosional yang belum tuntas. Melihat unggahan, status, atau story mantan bisa memunculkan kembali kenangan yang seharusnya sudah dibiarkan berlalu.

Kebiasaan ini dapat membuat perasaan sedih, rindu, atau bahkan cemburu terus muncul, meskipun hubungan sudah berakhir lama. Setiap unggahan mantan bisa menjadi pemicu emosi yang mengganggu kestabilan batin. Jika hal ini terjadi terus-menerus, artinya masih ada bagian dalam diri yang belum siap menerima kenyataan bahwa hubungan itu sudah usai. Langkah terbaik adalah menjaga jarak digital, berhenti mencari tahu kehidupan mantan, dan memberi ruang bagi diri sendiri untuk benar-benar pulih.

2. Masih membandingkan orang baru dengan mantan

ilustrasi cowok sedih
ilustrasi cowok sedih (vecteezy.com/arcadesign)

Membandingkan pasangan baru dengan mantan adalah kebiasaan yang sering kali dilakukan tanpa disadari. Saat seseorang masih terikat pada bayangan hubungan sebelumnya, segala hal yang dilakukan orang baru akan selalu diukur dengan standar yang pernah ada di masa lalu. Sikap ini tidak hanya tidak adil bagi orang baru, tetapi juga menghambat proses pembukaan hati yang sebenarnya.

Perbandingan yang terus-menerus membuat seseorang sulit melihat kelebihan dan keunikan orang lain. Setiap hal kecil yang tidak sesuai dengan pengalaman masa lalu bisa dianggap sebagai kekurangan. Ketika hal ini terjadi, hubungan baru akan terasa hambar karena bayangan mantan masih terlalu kuat dalam ingatan. Proses move on sejati hanya bisa terjadi jika hati benar-benar terbuka untuk menerima seseorang tanpa menaruh ekspektasi berdasarkan hubungan sebelumnya.

3. Sering mengenang masa lalu dengan perasaan yang kuat

ilustrasi pria sedih
ilustrasi pria sedih (unsplash.com/Alexander Kirov)

Kenangan adalah hal yang wajar muncul dari waktu ke waktu, tetapi jika setiap kali mengenang mantan muncul perasaan emosional yang intens seperti sedih, marah, atau menyesal, itu menandakan bahwa luka hati belum sepenuhnya sembuh. Emosi yang kuat ini biasanya muncul karena seseorang masih belum menerima sepenuhnya perpisahan yang terjadi.

Kondisi seperti ini membuat seseorang terus terjebak dalam masa lalu, sulit melangkah maju, dan menutup kemungkinan untuk menemukan kebahagiaan baru. Perasaan yang belum selesai dapat memengaruhi keseharian, membuat pikiran sering melamun atau terjebak dalam nostalgia yang menyakitkan. Untuk bisa sembuh, dibutuhkan keberanian untuk menerima bahwa masa lalu hanyalah bagian dari perjalanan, bukan tempat untuk kembali.

4. Masih menyimpan barang-barang dari mantan

ilustrasi pria merenung
ilustrasi pria merenung (unsplash.com/karthikeyan_600)

Banyak orang menganggap menyimpan barang pemberian mantan hanyalah bentuk kenangan, padahal tanpa disadari benda-benda tersebut bisa menjadi pengikat emosional yang kuat. Setiap kali melihat atau menyentuh barang itu, perasaan lama dapat muncul kembali dan membuat hati sulit melepaskan. Baik itu foto, hadiah ulang tahun, maupun surat cinta, semuanya bisa menjadi pengingat yang menghambat proses penyembuhan.

Melepaskan benda-benda dari masa lalu bukan berarti melupakan kenangan, melainkan bentuk penghormatan terhadap diri sendiri untuk melanjutkan hidup. Tidak semua hal perlu disimpan untuk dikenang, terutama jika keberadaannya justru membuat batin kembali terguncang. Membuang, menyumbangkan, atau menyimpannya jauh dari pandangan bisa menjadi langkah simbolis untuk memulai lembaran baru dengan hati yang lebih ringan.

5. Masih membicarakan mantan dengan emosi

ilustrasi pria depresi
ilustrasi pria depresi (unsplash.com/borna_hrzina)

Seseorang yang benar-benar sudah move on biasanya mampu membicarakan masa lalunya dengan tenang dan netral. Namun, jika setiap kali nama mantan disebut muncul emosi seperti amarah, kecewa, atau kesedihan mendalam, itu pertanda bahwa perasaan masih tersimpan di dalam hati. Reaksi emosional seperti ini menunjukkan bahwa luka belum tertutup rapat dan masih membutuhkan waktu untuk benar-benar sembuh.

Kondisi ini juga dapat terlihat dari cara seseorang menceritakan masa lalunya kepada teman atau keluarga. Jika pembicaraan tentang mantan masih disertai pembenaran diri, keluhan, atau sindiran, itu berarti masih ada bagian hati yang belum berdamai. Proses penyembuhan emosional tidak akan berjalan maksimal selama seseorang masih memendam perasaan yang tidak terselesaikan. Belajar memaafkan, bukan hanya mantan tetapi juga diri sendiri, menjadi langkah penting untuk benar-benar lepas dari bayang-bayang masa lalu.

6. Sulit mempercayai orang baru

ilustrasi pria menyendiri
ilustrasi pria menyendiri (unsplash.com/Amirhossein Hasani)

Ketika luka masa lalu belum sembuh sepenuhnya, rasa takut untuk terluka kembali bisa muncul dan membentuk tembok yang tinggi di sekitar hati. Seseorang mungkin merasa sulit mempercayai orang baru karena masih terbawa oleh pengalaman buruk sebelumnya. Sikap ini sering kali muncul dalam bentuk kecurigaan berlebihan, rasa cemas terhadap komitmen, atau kebutuhan untuk selalu mengendalikan hubungan.

Ketakutan yang belum terselesaikan membuat seseorang cenderung menjaga jarak dan tidak sepenuhnya membuka diri. Padahal, setiap hubungan baru memerlukan kepercayaan dan keberanian untuk memberi kesempatan. Menyadari bahwa tidak semua orang akan mengulang kesalahan yang sama adalah langkah penting dalam memulihkan kepercayaan terhadap cinta. Proses ini membutuhkan waktu, namun dengan kesadaran dan niat yang tulus, hati yang terluka dapat belajar mencintai kembali tanpa rasa takut.

7. Masih berharap untuk kembali bersama

ilustrasi pria berpikir
ilustrasi pria berpikir (unsplash.com/Muhmed Alaa El-Bank)

Tanda paling jelas bahwa seseorang belum move on secara emosional adalah masih adanya harapan untuk kembali bersama mantan. Meskipun hubungan telah berakhir dan waktu telah berlalu, perasaan ingin memperbaiki keadaan atau keyakinan bahwa mantan adalah satu-satunya orang yang cocok sering kali tetap bertahan. Harapan seperti ini membuat seseorang sulit menerima realitas dan terjebak dalam ilusi emosional yang melelahkan.

Berharap untuk kembali hanya akan membuat hati terus berputar dalam lingkaran yang sama tanpa arah yang pasti. Ketika seseorang masih menunggu sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi, waktu dan energi terbuang untuk hal yang tidak membawa kebahagiaan. Menerima kenyataan bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri adalah bentuk kedewasaan emosional. Saat hati sudah bisa berkata “cukup” dengan tulus, saat itulah kebebasan batin mulai terbentuk.

Kebebasan emosional bukan hanya tentang melupakan seseorang, tetapi tentang menemukan kedamaian di dalam diri sendiri. Ketika hati sudah siap menerima kehidupan baru dengan rasa syukur, saat itulah tanda bahwa perjalanan move on telah benar-benar selesai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Men

See More

7 Perubahan Besar yang Terjadi setelah Menjadi Morning Person, Cek!

22 Okt 2025, 21:38 WIBMen