Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Pria Perlu Pertimbangkan Ulang sebelum Menjalin HTS

ilustrasi pasangan (pexels.com/Phil Nguyen)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Phil Nguyen)
Intinya sih...
  • Tidak ada kepastian arah hubungan, sulit mengambil keputusan penting.
  • Rentan menimbulkan rasa cemburu, tanpa komitmen dan kesetiaan yang jelas.
  • Sulit menjelaskan ke lingkungan sekitar, tekanan sosial dan penurunan rasa percaya diri.

Hubungan tanpa status atau situationship sering kali dianggap solusi praktis untuk menjalin kedekatan tanpa komitmen. Namun, di balik kebebasan yang ditawarkan, ada banyak pertimbangan yang tak boleh diabaikan. Bagi pria, menjalin relasi seperti ini bisa berdampak pada emosional, psikologis, hingga sosial.

Kadang, yang awalnya ingin santai malah berujung penyesalan. Alih-alih mendapat ketenangan, yang muncul justru kebingungan dan ketidakpastian. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk mengevaluasi lebih dalam sebelum terjebak dalam hubungan yang tak jelas arahnya.

1. Tidak ada kepastian arah hubungan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu tantangan utama dari hubungan tanpa status adalah ketiadaan arah yang jelas. Kamu mungkin merasa nyaman di awal, tetapi seiring waktu, ketidakpastian bisa menimbulkan kegelisahan. Ketika tidak tahu akan dibawa ke mana hubungan ini, kamu bisa merasa seperti berjalan di tempat.

Ketiadaan tujuan membuatmu kesulitan mengambil keputusan yang penting. Misalnya, apakah perlu mengenalkan pasangan ke keluarga atau merencanakan masa depan bersama. Semua serba menggantung dan ini bisa membuatmu terus menerka-nerka.

2. Rentan menimbulkan rasa cemburu

ilustrasi cemburu (freepik.com/Freepik)
ilustrasi cemburu (freepik.com/Freepik)

Hubungan tanpa status biasanya tak mengenal batasan yang tegas. Ini bisa memicu kecemburuan, apalagi jika salah satu pihak mulai melibatkan perasaan lebih dalam. Kamu jadi sulit mengungkapkan perasaan tanpa takut dibilang "berlebihan".

Tanpa komitmen, kamu tidak punya landasan untuk menuntut kesetiaan. Akibatnya, rasa tidak aman muncul dan menggerogoti kebahagiaan dalam hubungan. Perlahan-lahan, kamu akan merasa terkekang oleh perasaan yang tidak bisa diekspresikan dengan jujur.

3. Sulit menjelaskan ke lingkungan sekitar

ilustrasi teman (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi teman (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Situationship juga bisa menyulitkan kamu menjelaskan hubungan ke orang-orang terdekat. Ketika teman atau keluarga bertanya tentang statusmu, kamu jadi bingung harus menjawab apa. Ini bisa menimbulkan tekanan sosial yang tidak nyaman.

Ketiadaan status membuat hubungan terlihat "abu-abu" di mata orang lain. Hal ini bisa menurunkan rasa percaya dirimu dalam bersosialisasi. Lama-lama, kamu pun mungkin akan mempertanyakan keabsahan hubungan itu sendiri.

4. Risiko tersakiti lebih besar

ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)
ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)

Tanpa kejelasan, hubungan cenderung rawan menyakiti salah satu pihak. Ketika kamu berharap lebih namun tidak mendapat respons serupa, yang muncul hanyalah kekecewaan. Apalagi jika ternyata dia tidak menganggap hubungan itu istimewa.

Hubungan tanpa status sering tidak melibatkan pembicaraan mendalam tentang batas dan ekspektasi. Ini membuat masing-masing pihak memiliki harapan yang berbeda. Saat harapan tidak sejalan, luka hati tak bisa dihindari.

5. Mengganggu pertumbuhan pribadi

ilustrasi murung (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi murung (pexels.com/Alex Green)

Situationship bisa jadi penghambat pertumbuhan dirimu sendiri. Ketika kamu terus menunggu kepastian dari orang lain, kamu akan kehilangan banyak waktu untuk fokus pada hal-hal yang penting. Energi emosionalmu habis untuk mempertahankan sesuatu yang tidak jelas.

Alih-alih berkembang, kamu justru terjebak dalam siklus ketidakpastian. Ini membuat kamu sulit melangkah maju, baik dalam karier, pertemanan, maupun kehidupan pribadi. Hubungan seperti ini perlahan menggerus potensi terbaikmu.

6. Mengaburkan batas antara cinta dan kenyamanan

ilustrasi merenung (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi merenung (pexels.com/Ron Lach)

Sering kali, pria terjebak dalam hubungan tanpa status karena merasa nyaman, bukan karena benar-benar cinta. Kenyamanan itu menenangkan, tetapi bisa menipu perasaan. Kamu jadi sulit membedakan apakah masih bertahan karena cinta atau sekadar takut sendiri.

Kondisi ini bisa membuatmu bertahan terlalu lama dalam hubungan yang tidak sehat. Rasa nyaman meninabobokan logikamu, sehingga kamu enggan mengambil keputusan penting. Akhirnya, kamu tetap berada di zona yang tidak produktif secara emosional.

7. Menunda pertemuan dengan orang yang tepat

ilustrasi pasangan (pexels.com/Meruyert Gonullu)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Meruyert Gonullu)

Selama kamu sibuk dalam hubungan tanpa status, peluang untuk bertemu orang yang benar-benar cocok bisa terlewatkan. Kamu mungkin terlalu terikat secara emosional untuk membuka hati pada sosok lain. Padahal, bisa jadi dia bukan orang yang kamu cari.

Hubungan tanpa status menciptakan ilusi bahwa kamu "tidak sendiri", padahal sebenarnya kamu tidak benar-benar memiliki pasangan. Ilusi ini membuatmu abai terhadap kesempatan baru. Jangan sampai kamu menyesal karena kehilangan momen penting dalam hidupmu.

Menjalin hubungan tanpa status memang tampak santai dan bebas di awal. Namun, jika tidak disikapi dengan bijak, justru bisa menimbulkan luka dan penyesalan. Pertimbangkan baik-baik sebelum melangkah lebih jauh ke dalam hubungan semacam ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us