5 Toxic Masculinity yang Sering Dijadikan Standar pada Pria
Jadi stres sendiri karena standar sosial terhadapnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terlepas dari siapa pencetus dan kapan toxic masculinity muncul, tak bisa dipungkiri kalau hal itu dipercaya oleh orang-orang bahkan menurun hingga sekarang ini. Yaitu tentang ketetapan sosial yang dibuat untuk laki-laki, baik itu perihal penampilan fisik, sifat yang dimiliki, sampai kedudukannya di masyarakat yang dianggap harus dimiliki oleh laki-laki. Pemikiran yang sempit sekali, tapi bagi yang percaya pada hal itu dan terbawa arus oleh standar sosial mau tak mau menjadikan hidupnya tidak bahagia. Dan beberapa toxic masculinity konon dijadikan standar untuk laki-laki, simak pembahasannya berikut ini beserta akibat dari setiap poinnya.
1. Laki-laki gak boleh mengeluh dan menangis
Pertama, kamu mungkin gak asing dengan yang satu ini karena hampir semua orang menerapkannya pada laki-laki, yaitu anggapan bahwa laki-laki gak boleh ngeluh dan menangis. Kalau laki-laki mengeluh malah dicap lemah, dan kalau menangis malah dianggap cengeng dan tidak sepantasnya laki-laki melakukannya. Dampak toxic masculinity ini bisa berpengaruh pada mental dan membuat pria jadi terbiasa untuk menutup diri dan tidak mengekspresikan dirinya secara terbuka.
Baca Juga: 9 Tanda Kamu Sedang Terjebak Toxic Masculinity, Bahaya Bro!
Baca Juga: 6 Tipe Orang Toxic yang Wajib Kamu Hindari, Hati-hati Playing Victim!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.