ilustrasi menggunakan aplikasi dating (pixabay.com/solenfeyissa)
Menariknya, istilah mak comblang kini gak hanya berlaku di ranah percintaan. Dalam dunia profesional, mak comblang juga bisa berperan dalam menjodohkan dua entitas bisnis yang saling membutuhkan. Misalnya, membantu perusahaan mencari mitra kerja, atau mencocokkan startup dengan investor yang sejalan secara visi dan misi. Ini menunjukkan bahwa matchmaking adalah keahlian yang aplikatif dalam berbagai bidang kehidupan, ya.
Kalau di dunia digital, mak comblang berevolusi menjadi sistem algoritma pada aplikasi kencan, media sosial, atau bahkan platform kerja. Aplikasi-aplikasi ini memanfaatkan data pengguna untuk mencocokkan individu dengan pasangan potensial, rekan kerja, atau bahkan peluang kolaborasi. Meski berbasis teknologi, konsepnya tetap sama yang mempertemukan dua pihak dengan tujuan dan minat yang sejalan. Jadi, kalau kamu pernah merasa “kok bisa ya algoritma tahu tipe pasangan idealku?” Ya, itulah kerja modern dari mak comblang digital.
Mak comblang adalah sosok yang jembatani hubungan, baik dalam konteks romantis, sosial, maupun profesional. Perannya telah berkembang seiring waktu, dari figur tradisional yang dikenal di lingkungan kampung, menjadi layanan profesional yang didukung data dan teknologi. Entah itu manusia atau algoritma, yang terpenting adalah menemukan pihak yang bisa membantumu menciptakan hubungan yang lebih berkualitas dan bermakna. Setuju?