Ketika Generasi Z Dituntut Punya Integritas dan Networking Kuat
- Generasi Z dan Alpha perlu memahami arti networking yang sesungguhnya, bukan sekadar pamer pencapaian.
- Integritas merupakan pondasi karakter yang penting bagi generasi muda dalam menghadapi perubahan teknologi dan nilai-nilai kolaborasi.
- Networking bukan hanya tentang siapa yang dikenal, tetapi juga tentang bagaimana saling menguatkan untuk tujuan bersama.
Jakarta, IDN Times - Di tengah derasnya arus digital dan derasnya informasi, generasi muda kini hidup dalam dunia yang menuntut kecepatan sekaligus ketepatan. Semua hal bisa dipelajari dalam hitungan detik, tapi tidak semua hal bisa membentuk karakter.
Generasi Z dan Alpha tumbuh di era yang menawarkan banyak peluang sekaligus jebakan. Mereka mahir menjalin koneksi, tetapi tak jarang kehilangan makna di baliknya. Jejaring yang sejatinya bisa jadi ruang kolaborasi, kadang berubah menjadi sekadar pamer pencapaian.
Di sinilah pentingnya memahami arti networking yang sesungguhnya, bukan soal siapa yang dikenal, tapi apa nilai yang dibangun bersama.
Menyadari tantangan itu, Bakti Pendidikan Djarum Foundation melalui program Djarum Beasiswa Plus terus menegaskan komitmennya mencetak Generasi Plus: anak muda yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga punya integritas, empati, dan kemampuan membangun jejaring lintas batas.
Lewat temu wicara Sejiwa Setanah Air, sekitar 534 penerima beasiswa dari 103 perguruan tinggi di 38 provinsi diajak memahami bahwa di balik kemajuan teknologi, karakter adalah pondasi dari masa depan.
Dalam forum itu, nilai-nilai seperti kolaborasi, kejujuran, dan tanggung jawab dikemas dalam bahasa yang dekat dengan generasi muda. Dua narasumber inspiratif, yakni Teten Masduki dan Cut Carnelia , mengingatkan, menjadi generasi berdaya saing bukan soal siapa yang paling cepat menyesuaikan diri, tetapi siapa yang paling kokoh menjaga nilai di tengah perubahan.
1. Networking bukan sekadar kenalan
Bagi Teten, networking bukan hanya tentang menambah daftar kontak atau memperluas pengikut di media sosial. Lebih dari itu, jejaring merupakan kekuatan strategis membawa perubahan nyata.
“Jejaring bukan hanya tentang siapa yang kita kenal, tetapi tentang bagaimana kita saling menguatkan untuk tujuan bersama,” kata Teten.
Ia menekankan pentingnya membangun kolaborasi berbasis nilai dan kepercayaan. Menurutnya, tanpa integritas, jejaring hanya akan menjadi ruang kosong tanpa arah.
“Jejaring yang kita bangun akan semakin kuat kalau kita juga memiliki integritas diri,” tambahnya.
Pesan ini sejalan dengan semangat Gen Z yang kini mulai mencari makna di balik hubungan sosial dan profesional, bukan sekadar networking for benefit, tetapi networking for purpose.
2. Integritas dimulai dari diri sendiri
Sementara itu, Cut Carnelia, Ketua Pengadilan Negeri Kudus sekaligus alumni Beswan Djarum 1997/1998, menegaskan integritas tak bisa dibentuk secara instan. Nilai ini tumbuh dari rumah, dari keluarga, dan dari kebiasaan kecil sehari-hari.
“Nilai-nilai berbudi luhur dari orang tua, adat, agama, dan etika harus selalu dipraktikkan,” ujarnya.
Ia mengingatkan, integritas merupakan benteng moral yang melindungi generasi muda dari tekanan sistem dan godaan pragmatisme.
“Jangan hanya diam jika ada yang mencoba merusak tatanan hidup bermasyarakat,” tegasnya.
Pesan ini terasa relevan di tengah era ketika banyak anak muda menilai kesuksesan dari pencapaian instan. Cut mengingatkan bahwa keteguhan moral adalah energi sejati untuk bertahan lama dalam karier dan kehidupan.
3. Gen Z dan Alpha butuh arah dan nilai
Pesan kedua narasumber itu langsung menggema di benak para peserta. Salah satunya Martina, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran asal Pontianak, Kalimantan Barat. Ia mengaku semakin sadar, kesuksesan bukan hanya soal kecerdasan, tapi juga keteguhan karakter.
“Networking itu penting bagi generasi sekarang. Tapi integritas itu pagar agar kita tidak hanyut mengikuti arus,” ujarnya.
Martina merasa, generasi muda harus berani keluar dari zona nyaman, tapi tetap berpegang pada nilai. Di mata perempuan muda ini, integritas dan jejaring adalah kompas untuk menemukan arah diri di tengah dunia yang terus berubah.
Temu wicara Sejiwa Setanah Air menjadi bagian dari rangkaian Nation Building Djarum Beasiswa Plus 2025, wadah pembekalan karakter bagi Beswan Djarum. Sebelumnya, mereka mengikuti Cultural Visit untuk memahami keberagaman budaya dan nilai gotong royong yang hidup di masyarakat.
Puncaknya nanti, mereka akan tampil dalam Malam Dharma Puruhita bertema “Sejiwa Setanah Air” di Semarang pada 11 November 2025. Pagelaran kolaboratif itu akan menampilkan semangat kebersamaan dan persaudaraan generasi muda yang siap membangun Indonesia.



















