Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi catat setiap pengeluaran (pexels.com/tima)
ilustrasi catat setiap pengeluaran (pexels.com/tima)

Intinya sih...

  • Mitos: pria anti ribet soal catatan keuanganPria kerap diasumsikan tidak suka detail dan angka-angka kecil. Menghitung pengeluaran harian dianggap merepotkan dan membuang waktu.

  • Fakta: pria sering menghitung, tapi tidak ditulisBanyak pria menghitung pengeluaran menggunakan logika kasar di kepala. Mereka tahu kapan harus nahan belanja dan kapan boleh gas.

  • Mitos: kalau pria ngitung pengeluaran, berarti pelitMengatur uang bukan tanda pelit, tapi tanda sadar risiko. Pria yang menghitung biasanya ingin aman secara finansial.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang menganggap urusan catat-mencatat pengeluaran adalah hal yang ribet dan tidak maskulin. Pria sering dilabeli cuek soal uang kecil dan baru panik saat saldo menipis. Stereotip ini makin kuat karena banyak pria memang jarang terlihat buka aplikasi keuangan atau buku catatan harian. Padahal, kebiasaan finansial pria jauh lebih kompleks dari asumsi tersebut.

Cara pria mengelola uang sering berbeda dari cara mereka mengekspresikannya. Ada yang terlihat santai tapi sebenarnya hafal pengeluaran di kepala. Ada juga yang tampak boros, tapi diam-diam punya batas aman sendiri. Di sinilah mitos dan fakta sering tertukar.

1. Mitos: pria anti ribet soal catatan keuangan

ilustrasi catat setiap transaksi (pexels.com/Yan Krukau)

Pria kerap diasumsikan tidak suka detail dan angka-angka kecil. Menghitung pengeluaran harian dianggap merepotkan dan membuang waktu. Karena itu, banyak yang percaya pria cenderung mengabaikan anggaran. Stigma ini bikin pria seolah alergi dengan urusan pencatatan.

Faktanya, banyak pria hanya tidak suka metode yang terlalu rinci. Bukan berarti mereka tidak peduli, tapi caranya berbeda. Ada yang memilih rekap bulanan, ada juga yang cukup mengingat batas maksimal. Sikap anti ribet tidak selalu berarti anti kontrol.

2. Fakta: pria sering menghitung, tapi tidak ditulis

ilustrasi atur keuangan pribadi (pexels.com/pexels)

Banyak pria menghitung pengeluaran menggunakan logika kasar di kepala. Mereka tahu kapan harus nahan belanja dan kapan boleh gas. Angka-angka itu jarang tertulis, tapi tetap ada dalam perhitungan mental. Ini sering tidak dianggap sebagai “ngitung” oleh orang lain.

Cara ini memang riskan, tapi bukan berarti asal-asalan. Pria sering fokus ke pengeluaran besar dan periodik. Selama batas aman tidak terlewati, mereka merasa fine. Masalah muncul saat pengeluaran kecil menumpuk tanpa disadari.

3. Mitos: kalau pria ngitung pengeluaran, berarti pelit

ilustrasi atur ulang anggaran bulanan (pexels.com/kaboompics)

Pria yang terlalu detail soal uang sering dicap perhitungan dan tidak fleksibel. Menghitung pengeluaran dianggap mengurangi spontanitas. Akibatnya, ada tekanan sosial untuk terlihat santai soal uang. Padahal, ini cuma konstruksi sosial.

Mengatur uang bukan tanda pelit, tapi tanda sadar risiko. Pria yang menghitung biasanya ingin aman secara finansial. Mereka memilih menahan sekarang demi tenang nanti. Sayangnya, kebiasaan ini sering disalahpahami.

4. Fakta: pria biasanya baru serius ngitung saat ada tujuan

ilustrasi pria memasukkan uang ke dompet (pexels.com/EVG Kowalievska)

Banyak pria mulai disiplin menghitung pengeluaran saat punya target jelas. Bisa karena mau nikah, beli kendaraan, atau bangun bisnis. Tujuan memberi alasan kuat untuk berubah. Tanpa itu, menghitung terasa tidak mendesak.

Begitu target muncul, metode apa pun jadi sah. Ada yang pakai aplikasi, ada yang pakai spreadsheet, ada juga yang metode amplop. Fokusnya bukan gaya, tapi hasil. Ini bukti bahwa pria bisa sangat detail kalau konteksnya tepat.

5. Jadi, pria gak suka ngitung pengeluaran?

ilustrasi uang kertas(pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Bukan tidak suka, tapi selektif. Pria cenderung menghitung dengan cara yang paling efektif menurut versinya. Mereka lebih fokus ke dampak jangka panjang daripada detail harian. Selama masih terasa terkendali, mereka merasa tidak perlu berubah.

Namun, cara ini tidak selalu ideal. Menggabungkan perhitungan mental dengan pencatatan sederhana bisa jauh lebih aman. Kesadaran ini biasanya datang seiring usia dan tanggung jawab. Di titik itu, mitos mulai runtuh dengan sendirinya.

Anggapan bahwa pria gak suka ngitung pengeluaran terlalu menyederhanakan realita. Banyak pria peduli keuangan, hanya saja caranya tidak selalu terlihat. Mereka menghitung dengan gaya sendiri, kadang rapi, kadang hanya di kepala. Itu tidak otomatis salah, tapi perlu disadari risikonya.

Pada akhirnya, mengatur uang bukan soal gender. Ini soal kebiasaan, tujuan, dan kedewasaan finansial. Pria yang sadar pengeluaran adalah pria yang menjaga masa depannya. Entah ditulis atau tidak, yang penting tetap terkontrol dan tidak sok cuek.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team