Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mitos vs Fakta: Pria yang Nongkrong Terus Itu Gak Punya Masa Depan

ilustrasi pria nongkrong
ilustrasi pria nongkrong (pexels.com/Afta Putta Gunawan)
Intinya sih...
  • Mitos: nongkrong berarti hidup tanpa tujuanBagi sebagian orang, nongkrong dianggap simbol kemalasan. Hanya duduk, bicara, dan menghabiskan waktu. Tujuan hidup seolah hilang.
  • Fakta: lingkungan pergaulan memengaruhi arah hidupSiapa teman nongkrong sangat menentukan dampak. Jika lingkaran positif, kebiasaan ini bermanfaat. Jika negatif, bisa merugikan.
  • Mitos: masa depan ditentukan kebiasaan santaiMasa depan tidak ditentukan satu kebiasaan. Ia hasil banyak keputusan. Menyederhanakan jadi satu faktor menyesatkan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pria yang sering nongkrong kerap dicap tidak serius menjalani hidup. Nongkrong dianggap buang waktu, tidak produktif, dan jauh dari kata ambisi. Dari situlah muncul stigma “gak punya masa depan”.

Padahal, kenyataannya lebih beragam. Nongkrong bukan satu makna tunggal, ada banyak alasan di balik kebiasaan ini.

1. Mitos: nongkrong berarti hidup tanpa tujuan

ilustrasi nongkrong di cafe
ilustrasi nongkrong di cafe (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bagi sebagian orang, nongkrong dianggap simbol kemalasan. Hanya duduk, bicara, dan menghabiskan waktu. Tujuan hidup seolah hilang.

Namun, tidak semua nongkrong kosong makna. Ada yang memanfaatkan untuk diskusi, berbagi ide, atau membangun relasi. Waktu berkumpul bisa produktif secara sosial.

2. Fakta: lingkungan pergaulan memengaruhi arah hidup

ilustrasi nongkrong di cafe
ilustrasi nongkrong di cafe (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Siapa teman nongkrong sangat menentukan dampak. Jika lingkaran positif, kebiasaan ini bermanfaat. Jika negatif, bisa merugikan.

Lingkungan menciptakan pola pikir. Topik obrolan, cara berpikir, dan kebiasaan menular. Nongkrong bisa jadi ruang tumbuh atau ruang turun.

3. Mitos: pria serius tidak punya waktu nongkrong

ilustrasi memperhatikan waktu datang ke tempat kerja (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi memperhatikan waktu datang ke tempat kerja (pexels.com/Thirdman)

Pria berorientasi masa depan sering digambarkan selalu sibuk. Waktu luang dianggap kelemahan. Nongkrong disamakan dengan malas.

Padahal, setiap orang butuh jeda. Energi mental perlu diisi. Nongkrong bisa jadi jeda sehat.

4. Fakta: nongkrong bisa jadi sumber peluang

ilustrasi nongkrong
ilustrasi nongkrong (pexels.com/Toa Heftiba Şinca)

Banyak peluang lahir dari obrolan santai. Ide bisnis, rekomendasi kerja, atau kolaborasi muncul tanpa rencana. Ini kekuatan jaringan.

Relasi tidak selalu formal. Keakraban memudahkan peluang datang. Nongkrong bukan selalu buang waktu.

5. Mitos: masa depan ditentukan kebiasaan santai

ilustrasi pria duduk
ilustrasi pria duduk (pexels.com/cottonbro studio)

Masa depan tidak ditentukan satu kebiasaan. Ia hasil banyak keputusan. Menyederhanakan jadi satu faktor menyesatkan.

Kerja keras, konsistensi, dan sikap jauh lebih menentukan. Nongkrong hanyalah satu potongan kecil, bukan vonis hidup.

Pria yang sering nongkrong tidak otomatis kehilangan masa depan. Yang penting bukan frekuensinya, tapi arahnya. Dengan siapa dan untuk apa.

Nongkrong bisa jadi racun, bisa jadi vitamin. Semua tergantung bagaimana menjalaninya. Masa depan dibangun dari kesadaran, bukan stigma.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

8 Outfit Liburan dengan Pakaian Bermotif ala YangYang WayV, Fresh!

06 Des 2025, 08:06 WIBMen