Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Peran Suami yang Sering Dilupakan, Gak Cuma Cari Nafkah!

ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)
Intinya sih...
  • Suami perlu jadi pendengar yang hadir dan memberi rasa dihargai pada istri.
  • Rasa aman emosional juga penting, termasuk dalam menangani masalah dan komunikasi.
  • Bantu urusan rumah tanpa disuruh, jadi panutan konsisten, jaga romantisme, punya waktu berkualitas buat keluarga, dan terbuka dalam belajar bersama pasangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi suami bukan hanya soal membawa pulang uang untuk kebutuhan rumah. Banyak peran penting lain yang sering kali tidak terlihat, tapi justru krusial dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Sayangnya, beberapa suami atau bahkan masyarakat, kadang melupakan sisi-sisi ini.

Kalau kamu ingin jadi pasangan yang lebih utuh dan suportif, yuk coba cek 7 peran suami yang mungkin selama ini belum sepenuhnya kamu sadari atau jalani. Keep scrolling!

1. Jadi pendengar yang hadir, bukan cuma yang ada

ilustrasi suami-istri (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi suami-istri (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Suami bukan cuma sosok yang duduk di ruang tengah sambil pegang HP, tapi seseorang yang benar-benar hadir saat istri ingin bercerita. Kadang, yang dibutuhkan istri bukan solusi cepat atau omongan “udah, nanti juga beres”, tapi sekadar ditemani dan didengarkan tanpa diinterupsi.

Jadi pendengar yang baik berarti kamu memberi ruang buat pasangan merasa dihargai. Walau terdengar sepele, kebiasaan ini bisa memperkuat ikatan emosional dan bikin istri merasa gak sendirian dalam menghadapi hari-harinya.

2. Ngasih rasa aman secara emosional

ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)

Rasa aman bukan cuma soal rumah terkunci atau uang cukup. Rasa aman juga datang dari cara kamu memperlakukan istri, menyikapi masalah, dan menjaga komunikasi tetap tenang meski lagi emosi.

Kalau kamu bisa jadi sosok yang stabil secara emosi, gak gampang meledak, dan bisa diajak ngobrol tanpa takut disalahpahami, itu udah jadi bentuk perlindungan emosional yang besar banget buat pasanganmu.

3. Bantu urusan rumah tanpa nunggu disuruh

ilustrasi mencuci piring (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi mencuci piring (pexels.com/MART PRODUCTION)

Rumah tangga itu kerja tim, bukan proyek satu orang. Saat kamu inisiatif bantu cuci piring, nyapu, atau sekadar beberes tempat tidur, itu bukan berarti kamu “menurunkan harga diri”, tapi justru nunjukin kamu peduli.

Hal-hal kecil yang kamu lakukan itu bisa bikin beban pasangan terasa lebih ringan. Dan percayalah, kebersamaan yang tumbuh dari kerja sama kayak gitu lebih berarti daripada sekadar kata-kata manis.

4. Menjadi panutan yang konsisten

ilustrasi keluarga (pexels.com/PNW Production)
ilustrasi keluarga (pexels.com/PNW Production)

Anak-anak ngelihat dan nyerap semuanya dari orang tua, terutama ayah. Jadi suami juga berarti kamu jadi contoh dalam bersikap, ngomong, bahkan dalam menanggapi hal-hal kecil seperti marah atau minta maaf.

Kalau kamu bisa jadi pribadi yang konsisten, gak cuma ngomong tapi juga ngelakuin. Dengan begitu, anak dan istri bakal merasa punya figur yang bisa diandalkan dan dihargai. Jadi panutan bukan berarti kamu harus sempurna, tapi cukup jadi dirimu yang bertanggung jawab.

5. Jaga romantisme, meski udah bertahun-tahun nikah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Banyak suami mikir, setelah menikah dan punya anak, romantisme itu jadi nomor sekian. Padahal, perhatian kecil kayak pelukan pagi, ucapan “hati-hati ya,” atau sekadar nanya “kamu capek gak hari ini?” bisa bikin hubungan tetap hangat.

Romantis gak harus mahal. Yang penting kamu hadir dengan hati, bukan cuma tubuh. Hal-hal sederhana itu justru jadi pengingat kalau cinta kalian masih hidup, bukan sekadar rutinitas.

6. Punya waktu berkualitas buat keluarga

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kerja keras memang penting, tapi jangan sampai kamu lupa meluangkan waktu buat keluarga. Waktu yang kamu berikan bukan cuma soal jumlah, tapi juga kualitas, di mana kamu fokus sama keluarga, tanpa distraksi gadget atau urusan kerjaan.

Anak dan istri butuh kehadiranmu, bukan cuma hasil kerja kerasmu. Bahkan, satu jam yang penuh tawa dan perhatian bisa jauh lebih berharga daripada satu hari penuh tapi kamu gak benar-benar hadir secara mental.

7. Terbuka dan belajar terus bareng pasangan

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menikah itu bukan akhir perjalanan, tapi justru awalnya. Jadi suami juga berarti kamu harus siap tumbuh bareng pasangan, saling belajar, saling memperbaiki, dan gak gengsi buat mengakui salah. Keterbukaan dalam komunikasi, niat buat jadi pribadi yang lebih baik, dan mau dengerin feedback dari pasangan, semuanya jadi modal penting buat rumah tangga yang sehat dan tahan lama.

Peran suami itu luas dan dalam, gak selesai hanya dengan cari nafkah dan pulang ke rumah. Justru dari hal-hal kecil, kehadiranmu yang utuh bisa bikin rumah tangga jadi tempat yang aman dan penuh kasih. Jadi, daripada sibuk ngejar “aku udah kerja keras”, yuk barengin juga dengan jadi pasangan yang hangat, suportif, dan bisa diandalkan. Karena pada akhirnya, yang bikin keluarga kuat bukan cuma uang, tapi kamu, sepenuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us