Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Orang yang Mempunyai Mindset Abundance vs Scarcity

ilustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Memahami perbedaan antara mindset abundance dan scarcity sangat penting dalam membentuk cara berpikir dan menjalani hidup. Mindset abundance mendorong seseorang untuk percaya bahwa rezeki itu melimpah, sementara mindset scarcity membuat seseorang merasa segala sesuatu terbatas. Keduanya memengaruhi keputusan, relasi, dan pencapaian dalam hidup.

Banyak orang tidak sadar bahwa pola pikir yang mereka pilih menghambat atau justru mempercepat kesuksesan. Dengan memahami karakteristik masing-masing, kamu bisa menentukan arah pengembangan diri dengan lebih bijak. Yuk, cari tahu apa saja perbedaannya agar kamu bisa lebih sadar dalam memilih!

1. Cara melihat peluang

ilustrasi berpikir (pexels.com/Thirdman)

Orang dengan mindset abundance percaya bahwa peluang selalu tersedia untuk semua orang. Mereka tidak takut berbagi informasi atau kesempatan karena yakin masih banyak peluang lain yang menanti. Sebaliknya, mereka memandang kegagalan sebagai bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.

Sementara itu, orang dengan mindset scarcity merasa bahwa peluang itu terbatas dan harus diperebutkan. Mereka sering merasa iri atau cemas ketika orang lain berhasil. Pola pikir ini membuat mereka lebih sering menutup diri dan enggan berkolaborasi.

2. Sikap terhadap kesuksesan orang lain

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pemilik mindset abundance akan ikut merayakan kesuksesan orang lain. Mereka merasa bahwa keberhasilan orang lain tidak mengurangi kesempatan mereka untuk sukses. Bahkan, mereka sering kali menjadikan kisah sukses orang lain sebagai inspirasi.

Sebaliknya, orang dengan mindset scarcity merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Mereka beranggapan bahwa kesuksesan orang lain berarti kekurangan untuk dirinya. Akibatnya, mereka sulit merasa puas atau bahagia atas pencapaian orang lain.

3. Cara menghadapi perubahan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mindset abundance membuat seseorang lebih adaptif terhadap perubahan. Mereka melihat perubahan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar hal baru. Mereka percaya bahwa setiap perubahan membawa peluang tersembunyi.

Orang dengan mindset scarcity justru takut terhadap perubahan. Mereka merasa nyaman dengan rutinitas dan cenderung mempertahankan status quo. Ketakutan ini membuat mereka sulit berkembang dan tertinggal dalam persaingan.

4. Pengelolaan emosi dan stres

ilustrasi meditasi (pexels.com/Ivan Samkov)

Orang yang berpikir dengan mindset abundance cenderung lebih tenang dan optimis. Mereka mampu mengelola stres dengan baik karena percaya bahwa semua masalah pasti ada solusinya. Ini membuat mereka lebih tahan banting menghadapi tekanan hidup.

Sebaliknya, orang dengan mindset scarcity sering kali merasa cemas berlebihan. Mereka gampang panik dan menganggap masalah sebagai bencana besar. Pola pikir ini membuat tingkat stres mereka lebih tinggi dan sulit dikendalikan.

5. Gaya komunikasi

ilustrasi berbicara (pexels.com/Helena Lopes)

Pemilik mindset abundance biasanya berkomunikasi dengan terbuka dan suportif. Mereka senang berbagi ilmu, pengalaman, serta mendengarkan orang lain dengan empati. Cara ini membuat mereka lebih mudah membangun hubungan yang sehat dan produktif.

Sementara itu, orang dengan mindset scarcity sering berkomunikasi dengan penuh kecurigaan atau defensif. Mereka cenderung menyembunyikan informasi penting karena takut kalah bersaing. Gaya komunikasi ini bisa menciptakan jarak dengan orang lain.

6. Pendekatan terhadap risiko

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Orang dengan mindset abundance lebih berani mengambil risiko yang terukur. Mereka melihat risiko sebagai peluang untuk berkembang dan mendapatkan hasil yang lebih besar. Ketika gagal, mereka belajar dan mencoba lagi tanpa merasa putus asa.

Sebaliknya, orang yang memiliki mindset scarcity sangat takut mengambil risiko. Mereka lebih memilih bermain aman daripada mencoba sesuatu yang baru. Akibatnya, potensi mereka sering tidak maksimal karena terjebak dalam zona nyaman.

7. Perspektif terhadap kekayaan dan keberlimpahan

ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mindset abundance membuat seseorang percaya bahwa kekayaan tidak hanya berupa materi, tapi juga kebahagiaan, pengetahuan, dan relasi. Mereka merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan tetap bersemangat untuk berbagi. Hal ini membuat hidup mereka terasa lebih ringan dan bermakna.

Orang dengan mindset scarcity menganggap kekayaan sebagai sesuatu yang harus diperebutkan. Mereka fokus hanya pada materi dan sering merasa kekurangan meski sudah memiliki banyak hal. Akibatnya, mereka sulit merasa puas dan selalu merasa kurang.

Memilih mindset abundance atau scarcity bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam, tetapi melalui kesadaran dan latihan terus-menerus. Dengan memahami perbedaannya, kamu bisa perlahan melatih diri untuk membangun pola pikir yang lebih positif. Yuk, mulai langkah kecil hari ini untuk menjadi pribadi yang lebih berlimpah dalam pikiran dan hati!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us