Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria suka memasak
ilustrasi pria suka memasak (pexels.com/Vlada Karpovich)

Intinya sih...

  • Pria yang suka masak memiliki kepribadian sabar dan detail dalam setiap proses, menunjukkan penghargaan terhadap proses dan kebiasaan mengulang proses yang sama berkali-kali.

  • Mereka memiliki manajemen waktu dan prioritas yang baik, menunjukkan sense of control yang kuat dalam hidupnya dan kebawa di luar dapur.

  • Pria yang suka masak juga memiliki sisi empati yang kuat, menunjukkan kasih sayang tanpa banyak kata melalui makanan buatan tangan untuk orang lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dulu, dapur sering dianggap “wilayah perempuan”. Tapi sekarang, makin banyak pria yang nyaman berdiri di depan kompor, bereksperimen dengan bumbu, dan ngerasa bangga saat hasil masakannya disukai orang lain. Dan menariknya, pria yang suka masak biasanya punya kepribadian yang lebih dalam dari sekadar pandai meracik rasa.

Masak bukan cuma soal kenyang. Ada proses berpikir, rasa tanggung jawab, dan keinginan buat ngasih yang terbaik di setiap langkahnya. Dari situ, kita bisa lihat kenapa pria yang hobi masak bukan tipe yang sembarangan, baik dalam hal pilihan, komitmen, maupun cara mereka ngadepin hidup.

1. Mereka sabar dan detail dalam setiap proses

ilustrasi tumis bahan (pexels.com/Kampus Production)

Masak itu bukan tentang cepat, tapi tentang hasil yang pas. Pria yang suka masak paham bahwa sesuatu yang enak butuh waktu, dari marinate daging semalaman, sampai ngatur api biar bumbu meresap sempurna. Kesabaran mereka bukan dibuat-buat, tapi terbentuk dari kebiasaan ngulang proses yang sama berkali-kali.

Dan di situ, kelihatan banget: mereka bukan tipe yang asal jalan. Detail kecil kayak seberapa banyak garam, berapa lama tumis bawang, bahkan plating di akhir, semuanya menunjukkan cara mereka menghargai proses.

2. Mereka tahu gimana ngatur waktu dan prioritas

ilustrasi pria memasak (pexels.com/cottonbro studio)

Di balik meja dapur yang berantakan, ada manajemen waktu yang bagus. Nggak gampang nyiapin beberapa masakan sekaligus sambil ngontrol semua tetap matang bareng. Dari situ, keliatan banget kalau pria yang suka masak punya sense of control yang kuat terhadap hal-hal kecil dalam hidupnya.

Kebiasaan itu sering kebawa juga di luar dapur. Mereka tahu kapan harus fokus kerja, kapan istirahat, dan kapan waktunya buat orang lain. Masak ngajarin mereka bahwa “ngatur” itu bukan soal multitasking, tapi soal tau mana yang harus duluan.

3. Mereka punya sisi empati yang kuat

ilustrasi adonan pierogi (pexels.com/Vaibhav Jadhav)

Masak buat diri sendiri itu satu hal, tapi masak buat orang lain, itu bentuk empati. Pria yang suka masak ngerti cara nunjukin kasih sayang tanpa banyak kata. Entah itu lewat sarapan kecil buat pasangan, atau sekadar bikin kopi pas temen lagi capek.

Mereka sadar bahwa perhatian nggak selalu harus ditunjukkan lewat ucapan. Kadang, satu piring makanan buatan tangan bisa ngomong lebih banyak dari seribu kalimat manis. Dan itu nunjukin, mereka tipe yang peka dan tulus dalam cara mereka peduli.

4. Mereka kreatif dan berani ambil risiko

ilustrasi pria memasak (pexels.com/cottonbro studio)

Coba aja tanya pria yang suka masak: pasti pernah gagal bikin sesuatu, tapi malah ketawa dan nyoba lagi. Dari situ kelihatan bahwa mereka punya rasa ingin tahu tinggi dan nggak takut gagal. Dunia kuliner itu soal eksplorasi, dan pria yang hobi di situ biasanya juga punya pikiran terbuka.

Mereka tahu bahwa rasa nggak akan ketemu kalau nggak pernah coba. Dan pola pikir kayak gitu juga nempel di kehidupan sehari-hari: berani nyoba hal baru, tapi tetap punya dasar yang kuat.

5. Mereka tahu cara menikmati hidup

ilustrasi pria memasak (pexels.com/Anna Shvets)

Masak bikin orang belajar buat nikmatin proses, bukan cuma hasil. Pria yang suka masak tahu bahwa hal-hal kecil bisa jadi sumber bahagia: aroma bawang tumis, suara air mendidih, atau rasa puas pas hidangan jadi. Semua itu bikin mereka lebih menghargai momen sederhana.

Mereka nggak buru-buru hidup. Mereka tahu cara berhenti sejenak, ngisi ulang energi, dan nemuin ketenangan lewat hal-hal kecil. Dan di dunia yang serba cepat kayak sekarang, itu jadi kepribadian yang langka.

Jadi, kalau ada pria yang suka masak, jangan buru-buru mikir itu cuma hobi atau gaya-gayaan. Di balik apron dan spatula, ada kepribadian yang matang, sabar, perhatian, kreatif, dan tahu caranya menghargai proses.

Mereka nggak cuma bisa bikin makanan enak, tapi juga tahu gimana “mengolah” hidup dengan rasa yang pas. Karena sama kayak masakan, hidup juga butuh keseimbangan: antara bumbu, waktu, dan hati yang tulus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team