5 Tanda Kamu Sudah Keterlaluan dalam Bercanda, Kontrol Diri!

Bercanda menjadi cara sederhana untuk menjalin keakraban. Saat bercanda, masing-masing orang akan terhibur dan saling melempar tawa. Tapi bercanda juga penuh risiko. Cara bercanda yang salah bisa menimbulkan kebencian.
Sebisa mungkin hal itu harus dihindari agar tidak merusak keakraban. Jangan sampai cara bercandamu malah menyakiti hati orang lain. Alih-alih mempererat pertemanan, yang ada malah memicu perpecahan. Berikut ini tanda kamu sudah keterlaluan dalam bercanda.
1. Kamu menggunakan kekurangan fisik orang lain sebagai bahan candaan
Jika diberi pilihan, Semua orang pasti ingin dikaruniai fisik yang cantik. Namun, tidak semua orang memiliki hal tersebut. Tanpa sadar, perbedaan fisik sering digunakan sebagai umpan melempar candaan. Contohnya menyebut si pendek, si hitam, si keriting, maupun sebutan yang lain.
Perilaku demikian ini merupakan tanda kamu sudah kelewatan dalam bercanda. Kondisi fisik tidak seharusnya ditertawakan. Bagaimanapun juga, kondisi fisik adalah karunia dari Sang Maha Pencipta. Sudah seharusnya kamu saling menghargai satu sama lain.
2. Ada salah satu teman yang ekspresinya berubah datar setelah kamu melontarkan candaan
Bercanda termasuk cara sederhana untuk menambah keakraban. Tapi di antara tawa bahagia tersebut, bisa jadi ada satu orang yang tiba-tiba diam. Mereka menampilkan ekspresi datar setelah kamu melontarkan suatu candaan, terlebih lagi candaan tersebut menyangkut mereka.
Jika kamu bertemu dengan situasi seperti ini, alangkah baiknya introspeksi diri. Bisa jadi ini pertanda cara bercandamu sudah keterlaluan. Ada orang-orang yang merasa sakit hati atas ucapanmu tersebut. Termasuk ucapan yang tidak kamu sengaja.
3. Gaya bercandamu menyudutkan salah satu pihak
Bercanda kerap membuat kita lupa diri. Tanpa sadar, saat bercanda kamu menyudutkan salah satu pihak. Bisa jadi kamu menertawakan latar belakang budayanya, logat dan gaya bicaranya, maupun menertawakan ia dari kenahenan-keanehan yang lain.
Menyudutkan salah satu pihak hanya untuk memancing tawa merupakan salah satu tanda kamu sudah keterlaluan dalam bercanda. Walaupun orang yang kamu jadikan bahan candaan turut tertawa, tapi bisa jadi perasaannya terlukai. Kamu harus bisa mengontrol diri agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
4. Menjadikan suku, agama, dan ras sebagai bahan untuk bercanda
Isu terkait suku, ras, dan agama merupakan bahasan yang sensitif. Sudah seharusnya kita menghindari hal tersebut. Salah sedikit saja dalam bicara bisa menimbulkan kerusuhan. Termasuk memicu perdebatan antar pihak.
Saat kamu menjadikan suku agama dan ras sebagai bahan untuk bercanda, mulai sekarang jangan lakukan lagi. Sikap ini mencerminkan cara bercandamu sudah keterlaluan. Bukannya terhibur, cara bercanda seperti ini justru menimbulkan perpecahan.
5. Kamu menggunakan kata-kata kasar saat bercanda
Saat bercanda, seseorang kerap tidak bisa mengontrol diri. Etika sopan santun dilupakan begitu saja karena terbawa situasi.Tanpa sadar, kamu mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak pantas. Termasuk kata-kata yang bersifat cacian kepada orang lain.
Bagi kamu yang sering menggunakan kata-kata kasar saat bercanda, alangkah baiknya dihentikan. Ini menunjukkan kamu sudah keterlaluan dalam bercanda. Saling melempar tawa itu boleh, tapi jangan sampai kamu melupakan etika.
Cara bercanda yang benar memang bisa mempererat pertemanan. Tapi bercanda yang salah juga bisa menimbulkan perselisihan. Jika kamu sering keterlaluan dalam bercanda, sudah saatnya mengontrol diri. Jangan sampai cara bercandamu justru memicu perpecahan.