The Sounds Project 8 Umumkan Ratusan Lineup, Ada Musisi Internasional

- The Sounds Project menambah satu panggung menjadi enam, memungkinkan lebih banyak musisi tampil.
- Lebih dari 110 nama musisi lokal dan internasional akan tampil di enam panggung utama.
- TSP tahun ini menghadirkan band indie rock FUR (UK), solois Elijah Woods (CAN), dan band pop punk Real Friends (USA).
Jakarta, IDN Times - The Sounds Project resmi mengumumkan ratusan line-up utama yang akan memeriahkan festival selama tiga hari penuh di Ecovention & Ecopark Ancol pada 8, 9, dan 10 Agustus mendatang. Lebih dari 110 nama musisi dipastikan akan tampil secara bergantian di enam panggung utama: The Sounds Project Stage, Musicverse Stage, MG Stage, Garden Stage, TSP&Co Stage, dan Joged Stage. Selama tiga hari penuh, festival ini akan menghadirkan pengalaman musik yang tak terlupakan, dengan sederet pertunjukan dari musisi-musisi lokal terbaik, Setidaknya, ada banyak hal menarik yang patut untuk disimak lebih lanjut dari edisi ke-8 The Sounds Project ini.
The Sounds Project kembali hadir dengan gebrakan baru, secara eksklusif menambah jumlah panggung menjadi enam panggung, dari sebelumnya lima. Penambahan ini menjadi bukti nyata bagaimana festival ini terus berkembang dari tahun ke tahun, tak hanya dalam skala, tapi juga dalam komitmennya menghadirkan pengalaman musik yang semakin luas dan beragam. Dengan enam panggung aktif yang tersebar di area Ecovention dan Ecopark Ancol, penonton siap disuguhkan eksplorasi musik tanpa henti, dari pagi hingga malam.
1. Penambahan panggung, jumlah penampil semakin banyak

Penambahan panggung di The Sounds Project tahun ini diselaraskan dengan jumlah penampil yang semakin banyak. Dengan slot yang lebih luas, TSP punya ruang untuk menghadirkan lebih banyak nama baru yang belum pernah tampil di edisi-edisi sebelumnya, seperti Enola, Drizzly, Eastcape Swellow, Milledenials, Skandal, Murphy Radio, dan lainnya.
Gerhana Banyubiru, selaku Festival Director, menegaskan pentingnya ruang bagi musisi baru. “Memang sudah seharusnya sebuah festival kasih lebih banyak tempat buat band-band baru. Bahkan, tahun ini kami bikin program Soundroom yang mengkurasi hampir 4.000 musisi dari seluruh penjuru Indonesia. Dari situ, terpilih tiga nama yang akan tampil di festival: Inis, Mentari Novel, dan Prou," ujar Gerhana dalam siaran persnya.
Banyaknya penampil yang tampil untuk pertama kali di The Sounds Project tahun ini bukan berarti TSP mengesampingkan nama-nama besar. Deretan musisi papan atas seperti Tulus, Juicy Luicy, Kahitna, Maliq & D’Essentials, Tiara Andini, Lyodra, Hindia, dan .Feast tetap dihadirkan sebagai line-up utama yang selama ini setia menjadi headliner festival.
“Selain nama-nama langganan yang memang cocok untuk memenuhi panggung besar, tahun ini kita juga banyak menghadirkan band-band nostalgia. Ada Nidji, Kangen Band, D Bagindas, Ten2Five, Bondan & Fade2Black, dan lainnya, biar bisa jadi ajang singalong juga untuk semua generasi," tegas Gerhana.
2. Ada tiga nama musisi internasional

Variasi genre dan eksplorasi line-up di The Sounds Project tahun ini juga semakin menarik dan beragam. Dari ranah folk, ada nama-nama seperti Suara Kayu, Batas Senja, Banda Neira, hingga Parade Hujan (Payung Teduh formasi lengkap) yang siap menghadirkan nuansa syahdu. Untuk penikmat reggae dan ska, hadir Souljah dan sang legenda reggae Indonesia, Tony Q Rastafara, yang turut meramaikan panggung. Sementara itu, warna pop punk juga tak kalah seru dengan kehadiran Pee Wee Gaskins, Summerlane, Stereowall, dan Remember of Today. Energi punk yang memicu adrenalin di moshpit juga tak absen dari line-up tahun ini. Nama-nama seperti Gledeg, The Jeblogs, The Kick, The Panturas, The Jansen, dan lainnya siap membawa crowd ke level kegilaan yang lebih tinggi—menambah dinamika dan atmosfer eksplosif di tengah keberagaman genre yang dihadirkan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, The Sounds Project 8 kembali menghadirkan tiga nama internasional yang melengkapi festival menjadi paket komplit. Tahun ini, TSP mengimpor FUR (UK)—band indie rock yang cukup familiar akan melakukan comeback eksklusifnya di Indonesia hanya di TSP, setelah sempat vakum. Hadir pula solois asal Kanada, Elijah Woods (CAN), serta band pop punk asal Amerika Serikat, Real Friends (USA).
“Kita tetap konsisten mengimpor artis internasional setiap tahun. Tapi, tidak semuanya harus tampil di panggung utama. Tahun ini, kami tetap memberikan porsi lebih besar untuk musisi-musisi lokal, karena dari awal, TSP memang dibangun utamanya untuk jadi rumah bagi musik Indonesia. Porsi musisi lokal selalu lebih besar. Menutup semua itu, line-up The Sounds Project tahun ini terasa begitu lengkap dan beragam, membuatnya nyaris mustahil untuk dilewatkan, terutama bagi kalian para pemburu konser sejati," kata Gerhana.
3. Simbol tak terbatas yang merefleksikan semangat perjalanan

Lebih dari sekadar slogan, “From Music to Infinity” yang diusung The Sounds Project 8 terinspirasi langsung dari angka delapan, simbol tak terbatas yang merefleksikan semangat perjalanan mereka sekaligus eksplorasi besar tahun ini. Tema ini merangkum kisah panjang penuh rintangan sejak 2015, yang berawal dari sebuah konser kecil dengan satu panggung, hingga kini berkembang menjadi festival musik berskala nasional. Jejak perjalanannya terlihat jelas dari perpindahan venue setiap tahunnya, mulai dari Rolling Stone Café, Gudang Sarinah, Kuningan City Mall, hingga akhirnya menetap di Ecovention & Ecopark Ancol dalam tiga tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya antusiasme penonton yang terus membesar setiap tahunnya.
“Waktu kuliah dulu, yang nonton The Sounds Project mungkin cuma teman-teman kampus gue aja. Sekarang, penontonnya datang dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dari luar negeri. Perjalanan ini luar biasa, dari ruang lingkup yang kecil jadi selebar ini, dari acara sederhana jadi festival besar yang dirayakan oleh puluhan hingga ratusan ribu orang. Semua berawal dari mimpi dan musik yang terus tumbuh tanpa batas. Dulu apa-apa nggak bisa karena keterbatasan kondisi, sekarang kami bisa undang siapa pun, bikin banyak panggung, ketemu musisi dan teman baru. Dari situlah akhirnya tercetus ‘From Music to Infinity’,” tutup Gerhana.