Di tengah perkembangan kesetaraan gender, istilah toxic masculinity semakin sering diperbincangkan. Istilah ini merujuk pada tekanan budaya yang seolah tidak mengizinkan seorang pria lemah atau menangis. Pria selalu dituntutan untuk kuat secara fisik dan emosional.
Namun, bukannya berdampak baik, pandangan tersebut justru berdampak buruk bagi masyarakat maupun pria itu sendiri. Tak heran banyak pria yang enggan untuk terbuka terhadap perasaan mereka. Ingin tahu lebih dalam terkait toxic masculinity? Simak selengkapnya di bawah ini!
