7 Fakta Dad Shoes, Sneakers Klasik yang Jadi Tren Hingga Kini

Tampilan chunky dan bulky yang terlihat dari sol tebal menjadi ciri khas sneakers model dad shoes. Bahkan, bentuk ini pertama kali disebut buruk atau 'ugly'. Namun, tampilan klasik ini bukan tanpa alasan diciptakan, melainkan produsen alas kaki memang mengutamakan kenyamanan dan fungsionalitas. 

Benar saja, desain yang berkarakter ini muncul di tahun '80-an, dan mulai populer di tahun '90-an. Di mana tahun tersebut dunia olahraga sedang jadi sorotan. Produsen alas kaki pun berlomba-lomba merancang sepatu yang nyaman untuk olahraga. Perwujudannya yaitu sol empuk dengan tampilan gagah, agar kuat digunakan untuk olahraga.

Dengan demikian, muncul sepatu olahraga dengan model chunky dan 'gemuk', yang langsung menjadi tren pada zamannya. Karakter sepatu ini menjadi pilihan saat olahraga, dan biasanya digunakan oleh para pria atau ayah. Jadi, istilah dad shoes adalah penyebutan sepatu olahraga yang dipakai para 'ayah' pada zaman dulu untuk berolahraga. 

Di tahun '80s - '90s, brand sepatu seperti New Balance, Nike, Fila, serta Reebok beramai-ramai mencuri perhatian dengan menciptakan dad shoes versinya masing-masing. Nike, misalnya, yang memperkenalkan model Nike Tailwind, dan New Balance yang meluncurkan versi 990 ikoniknya tersebut. 

Selain itu, ada Reebok dengan desain Club C, dan Fila yang menawarkan gaya athleisure-nya. Sejak itu, model-model dad shoes seperti Monarch, Spiridon, dan Disruptor juga mulai dikembangkan oleh para brand sepatu besar tersebut. 

Industri hiburan memiliki pengaruh yang sangat besar dari segi fashion. Adapun alas kaki tidak luput dari sorotan. Tahun 90's popularitas dad shoes meningkat ketika atlet Major League Baseball (MLB), Manny Ramirez, menggunakan Nike Spiridon. 

Setelah dari dunia olahraga, dad shoes juga mulai digunakan oleh para selebriti, yang berarti alas kaki ini sudah mulai berkembang menjadi penggunaan casual wear. Rapper Tupac Shakur misalnya, yang turut mempopulerkan sneakers Fila dengan model disruptor ikonik di salah satu cover albumnya. 

Memasuki tahun 2000-an, dad shoes kembali digemari karena pengaruh dari dunia hiburan seperti rapper Kanye West dengan pengaruh fashion style-nya yang mendunia. Ditambah lagi, para selebriti yang punya pengaruh besar seperti keluarga Kardashian dan Hadid.

Mereka mempopularitaskan dad shoes dengan memadukannya dengan gaya casual maupun formal wear, dan membuktikan bahwa sneakers ini unisex. Ini menjadikan dad shoes sebagai fashion trend di mana-mana. 

Dad shoes telah menjadi ikon retro fashion yang dimulai tahun '90-an, yang banyak diadaptasi pada street style. Hingga pada tahun 2010-an gaya retro kembali muncul ketika fashion brand dan desainer bereksperimen dengan sentuhan nostalgia. Karena itu retro street style menjadi sorotan.

Gaya retro ini seringkali ditandai dengan warna-warna yang mencolok, graphic prints, dan siluet oversized. Ada beberapa item utama yang sering dikaitkan dengan retro street style, termasuk tracksuit, windbreaker, bucket hat, dan sneakers. Sneakers model dad shoes-pun menjadi fashion item ikonik yang tidak boleh ketinggalan. 

Berkembangnya era modern, tidak membuat dad shoes kehilangan pamornya. Bentuk 'ugly'-nya yang fleksibel menjadi kanvas sempurna untuk perpaduan gaya modern-klasik. Terbukti dari luxury brand, yang beramai-ramai mempopulerkan dad shoes pada awal tahun 2017. Gaya klasik tidak pernah benar-benar dihilangkan dari modern-day dad shoes. 

Misalnya, Yeezy milik Kanye West, Balenciaga dan diikuti Louis Vuitton, menjadi pelopor dad shoes dengan sentuhan futuristik. Yeezy 700 Wave Runner, Triple S Sneakers dari Balenciaga, hingga Louis Vuitton Archlight, mempunyai pengaruh yang besar, sehingga menjadi pionir dalam eksperimen dad shoes pada dunia high fashion. 

Popularitas dad shoes sebagai everyday shoes klasik, cukup bersaing ketat dengan model alas kaki yang lebih low, atau disebut dengan low profile sneakers. Model ini mengusung model sneakers dengan desain slim dan sol tipis, yang terinspirasi dari sepatu soccer. 

Low profile shoes menawarkan gaya yang lebih modern dibandingkan dengan dad shoes. Contohnya Adidas SAMBA, Onitsuka Tiger Mexico 66, dan PUMA Speedcat sneakers, yang menjadi pionir low profile sneakers dan seketika menjadi tren. 

Tren low profile shoes yang dipelopori brand besar tidak akan langsung menenggelamkan model dad shoes. Kedua model ini memiliki karakter kuat dan basis fans-nya masing-masing yang begitu besar. Hal ini kembali lagi ke selera pasar serta fungsionalitas, serta kenyamanan yang dicari. 

Dad shoes konsisten dengan tampilannya yang berisi namun mengutamakan kenyamanan, melalui sol empuk. Perkembangan tren mode membuat dad shoes cocok dipadukan dengan gaya apa pun, mulai dari sporty, kasual, hingga formal. Jadi, tidak hanya untuk sepatu olahraga saja.

Bahkan, dad shoes masih cocok digunakan di acara apa pun, dengan pengguna pria maupun wanita. Berkembangnya fashion trend juga mendukung siluet klasik ini selalu populer. Ditambah lagi, banyak brand baru hingga luxury brand untuk mengembangkan versi dad shoes-nya masing-masing.

Dad shoes menjadi ikon gaya retro dan street style yang timeless karena modelnya mampu beradaptasi, serta kenyamanan yang ditawarkan. Kesimpulannya, dad shoes akan terus ada di pasaran dalam waktu yang panjang, walaupun tren mode berganti-ganti setiap waktu.

Nah, itu dia beberapa fakta yang perlu diketahui tentang dad shoes, serta adaptasinya pada perkembangan zaman. Sebagai pencinta sneakers, adakah brand alas kaki yang mengeluarkan model dad shoes menjadi favoritmu?