Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria pilih baju
ilustrasi pria pilih baju (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Intinya sih...

  • Pilihan gaya sederhana menunjukkan cara berpikir praktis. Kenyamanan dan fungsi menjadi prioritas utama, menunjukkan kepercayaan diri yang tidak perlu tampil berlebihan.

  • Perhatian pada detail mencerminkan sifat teliti. Sikap ini sering terbawa ke aspek lain dalam hidup, menunjukkan cara ia mengatur hidupnya secara keseluruhan.

  • Konsistensi gaya menunjukkan kejelasan identitas. Menandakan identitas diri yang kuat dan kepercayaan pada pilihan sendiri tanpa sibuk membuktikan apa pun pada orang lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pilihan outfit sering dianggap sekadar urusan selera atau tren. Padahal, tanpa banyak disadari, cara pria berpakaian kerap mencerminkan kepribadian dan cara pandangnya terhadap diri sendiri. Bukan soal mahal atau murah, tapi bagaimana ia memilih dan memakainya.

Dari pakaian kerja sampai gaya santai, ada pesan yang ikut terbawa. Orang lain mungkin tidak selalu menyadarinya secara sadar, tapi kesan itu tetap terbentuk. Dari kebiasaan inilah karakter pria perlahan terbaca.

1. Pilihan gaya sederhana menunjukkan cara berpikir praktis

ilustrasi pria main hp (pexels.com/cottonbro studio)

Pria yang cenderung memilih outfit simpel biasanya punya pendekatan hidup yang lugas. Ia tidak ingin ribet dengan terlalu banyak pertimbangan. Kenyamanan dan fungsi menjadi prioritas utama.

Gaya sederhana bukan berarti asal-asalan. Justru sering menunjukkan kepercayaan diri karena tidak merasa perlu tampil berlebihan. Fokusnya ada pada hal yang lebih penting daripada sekadar penampilan luar.

2. Perhatian pada detail mencerminkan sifat teliti

ilustrasi pria bercermin (pexels.com/cottonbro studio)

Pria yang peduli pada detail seperti sepatu bersih, baju rapi, atau warna yang serasi biasanya punya sisi perfeksionis ringan. Ia memperhatikan hal kecil karena percaya itu memberi dampak. Bukan untuk pamer, tapi untuk kepuasan pribadi.

Sikap ini sering terbawa ke aspek lain dalam hidup. Dalam pekerjaan atau hubungan, ia cenderung lebih terstruktur. Outfit menjadi cerminan dari cara ia mengatur hidupnya secara keseluruhan.

3. Konsistensi gaya menunjukkan kejelasan identitas

ilustrasi pria main golf (pexels.com/

Ada pria yang sejak lama nyaman dengan satu gaya tertentu. Entah itu kasual rapi, street style, atau formal minimalis. Konsistensi ini sering menandakan identitas diri yang kuat.

Ia tahu apa yang cocok dan tidak mudah terombang-ambing tren. Cara berpakaian seperti ini menunjukkan kepercayaan pada pilihan sendiri. Tidak sibuk membuktikan apa pun pada orang lain.

4. Keberanian bereksperimen mencerminkan keterbukaan

ilustrasi pria memakai kalung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pria yang berani mencoba gaya baru biasanya punya pikiran terbuka. Ia tidak takut terlihat berbeda atau keluar dari zona nyaman. Outfit menjadi ruang eksplorasi diri.

Sikap ini sering berbanding lurus dengan cara menghadapi perubahan. Dalam hidup, ia lebih fleksibel dan adaptif. Bereksperimen dalam berpakaian menjadi cerminan keberanian dalam mengambil risiko kecil.

5. Cara menyesuaikan outfit dengan situasi menunjukkan kedewasaan sosial

ilustrasi pria berjalan (pexels.com/Anton Massalov)

Pria yang tahu kapan harus berpakaian santai dan kapan harus rapi menunjukkan kesadaran sosial yang baik. Ia paham konteks dan menghargai lingkungan sekitar. Bukan soal aturan kaku, tapi empati.

Kemampuan menyesuaikan diri ini sering mencerminkan kedewasaan. Ia tidak memaksakan gaya demi ego pribadi. Outfit menjadi bentuk komunikasi nonverbal yang ia pahami dengan baik.

Pada akhirnya, outfit bukan sekadar kain yang menempel di tubuh. Ia menjadi bahasa diam-diam yang berbicara tentang kepribadian. Tanpa perlu kata-kata, kesan sudah terbentuk lebih dulu.

Cara pria memilih dan memakai outfit sering lebih jujur daripada yang disadari. Dari situ terlihat bagaimana ia memandang diri sendiri dan dunia sekitarnya. Bukan soal tampil sempurna, tapi soal keaslian yang tercermin lewat pilihan sederhana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team