Jakarta, IDN Times - Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Hans Kluge, mengatakan pihaknya terus memantau pergerakan varian baru virus corona yang telah terdeteksi di delapan negera Eropa. Dia menyebut strain baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris Raya ini lebih mudah menular daripada varian SARS-CoV-2 lainnya.
"Varian tersebut juga tampaknya menyebar di antara kelompok usia yang lebih muda, tidak seperti jenis sebelumnya. Kewaspadaan penting sementara penelitian sedang berlangsung untuk menentukan dampaknya," kata Kluge cuitan di Twitter.
Pada 11 Maret 2020, WHO menyatakan wabah virus corona baru (COVID-19) sebagai pandemi global. Menurut Universitas Johns Hopkins, 79.712.010 kasus dan 1.747.790 kematian telah dilaporkan secara global.
Varian SARS-CoV-2 tersebut lambat laun memulai gelombang pandemik lain di dunia penyebaran mutasi SARS-CoV-2 semakin parah. Hal tersebut terbukti dari munculnya varian baru hasil mutasi virus tersebut di Inggris. Melansir dari The Washington Post, mutasi virus corona ini baru muncul pertama kali di bagian tenggara Inggris pada September 2020 lalu.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hahncock mewanti-wanti strain (galur) baru virus corona sudah di luar kendali. Itu sebabnya kebijakan lockdown paling ketat di Inggris atau yang disebut "tier 4" akan tetap berlaku hingga semua warga divaksinasi.
Setelah Inggris, kasus strain baru yang dinamakan B117 itu pun dilaporkan di berbagai negara lainnya. Berikut IDN Times merangkum 11 negara yang telah melaporkan kasus COVID-19 varian baru yang terdeteksi di negaranya.