Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan usai melakukan kampanye di GOR Riau pada 13 Desember 2023. (IDN Times/Santi Dewi)
Sementara, dalam acara Ijtima Ulama yang digelar pada 18 November 2023 di Masjid Az Zikra, dihadiri juga oleh sejumlah ormas Islam seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama hingga Persaudaraan Alumni 212.
Sebelumnya, dua kelompok ini pernah menggelar demonstrasi besar-besaran dan menuntut agar Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama diproses hukum lantaran telah dianggap menodai agama Islam. Isu tersebut berkontribusi terhadap anjloknya elektabilitas Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Sehingga, menguntungkan kubu Anies dan Sandiaga Uno ketika itu.
Kini jelang Pemilu 2024, Anies turut didukung kelompok yang sama. Lantaran hal tersebut, tuduhan Anies menggunakan politik identitas kembali mengemuka.
Tetapi, Anies beralasan mendatangi semua kelompok yang bersedia memberikan dukungan. Bukan hanya dari ulama di Masjid Az-Zikra.
"Kami mendatangi semua. Ada undangan bagi kami untuk menyampaikan visi dan misi dari masyarakat koperasi, kami hadir, undangan untuk menyampaikan visi dan misi dari pengusaha, kami hadir. Undangan dari ormas keagamaan juga kami datang. Jadi, kami menghadiri (undangan) dari seluruh unsur masyarakat. Siapapun yang hadir di dalam permusyarawaratan-permusyawaratan, mereka adalah warga Indonesia," ujar Anies di Sentul pada 18 November 2023 lalu.
Lebih lanjut, Anies justru mengaku bingung lantaran di Indonesia ada satu atau dua kelompok yang condong dijauhi. Menurutnya, hal tersebut yang jadi pangkal permasalahan yang menciptakan ketidakadilan bermula.
"Justru persoalan yang ada di negeri ini karena ada yang dimusuhi, dijauhi. Apa yang terjadi? Kemudian muncul rasa ketidakadilan. Mengapa semua dijangkau, kecuali satu dua kelompok? Mengapa tidak disapa, kecuali satu atau dua kelompok? Kami berkomitmen untuk menjaga persatuan, menjangkau semua baik yang berpandangan sama (dengan kami) atau berbeda," tutur dia.