Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jalan akses dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang
Proses pembukaan dan pembersihan jalan akses dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang, pada Selasa (2/12/25). (Tim Pusdatinkom BNPB)

Intinya sih...

  • 122 korban masih hilang, sulit diidentifikasi karena pembusukan

  • Jenazah teridentifikasi dikembalikan kepada keluarga, yang tidak teridentifikasi akan dimakamkan dengan penandaan khusus

  • Tapanuli Tengah menjadi wilayah paling berat, dengan 86 orang meninggal dan 104 hilang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi 290 korban bencana banjir di Sumatra Utara per Selasa (2/12/2025).

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan, Kombes Pol Taufik Ismail mengatakan, seluruh korban diidentifikasi menggunakan data sekunder seperti ciri fisik, sidik jari, maupun properti yang melekat, karena mayoritas jenazah masih dalam kondisi relatif utuh pada fase awal.

“Per Selasa, kami telah mengidentifikasi sebanyak 290 korban yang tersebar di 12 kabupaten atau kota wilayah Polda Sumut,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).

1. Sebanyak 122 korban masih hilang

Proses pembukaan dan pembersihan jalan akses dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang, pada Selasa (2/12/25). (Tim Pusdatinkom BNPB)

Saat ini masih terdapat 122 korban yang tercatat hilang, dan banyak di antaranya diperkirakan sudah mulai mengalami pembusukan.

“Ini mungkin seminggu ke depan akan lebih sulit untuk identifikasi karena jenazah yang masih tertimbun mengalami proses pembusukan. Untuk itu, kami menyiapkan langkah identifikasi menggunakan data primer, yaitu sampel DNA,” jelasnya.

2. Jenazah yang tidak teridentifikasi akan dimakamkan dengan penanganan khusus

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Hingga hari ini, seluruh jenazah yang sudah teridentifikasi telah dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sementara itu, untuk jenazah yang tidak teridentifikasi akan dimakamkan dengan pengamanan khusus.

“Jika jenazah tidak teridentifikasi dan karena keterbatasan tempat penyimpanan, kami akan makamkan dengan penandaan khusus. Jika di kemudian hari ada kecocokan DNA, kami bisa menunjukkan lokasi pemakaman kepada keluarga,” ujarnya.

3. Tapanuli Tengah menjadi wilayah dengan dampak paling berat

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Taufik menjelaskan, Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah dengan dampak paling berat, disusul beberapa daerah lain. Berikut rincian korban:

  • Tapanuli Tengah, 86 orang meninggal dunia dan 104 orang hilang

  • Tapanuli Selatan, 84 orang meninggal dunia dan empat orang hilang

  • Sibolga, 47 orang meninggal dunia dan sembilan orang hilang

  • Tapanuli Utara, 34 orang meninggal dunia dan 12 orang hilang

  • Kota Medan, 12 orang meninggal dunia

  • Langkat, 14 orang meninggal dunia.

  • Humbang Hasundutan 8 orang meninggal dunia dan satu orang hilang

  • Pakpak Bharat 2 orang meninggal dunia

  • Nias Selatan 1 orang meninggal dunia

  • Kota Padang Sidempuan satu orang meninggal dunia

  • Kota Binjai satu orang meninggal dunia.

Dalam penanganan korban luka, seluruh pasien dirawat di rumah sakit setempat, termasuk RS Bhayangkara Batangtoru. “Kalau nanti memerlukan perawatan ataupun rujukan, kita kirim ke Kota Medan,” jelas Karumkit.

“Persediaan obat sejauh ini sudah kita terima dari Mabes Polri, dan sudah didistribusikan ke kabupaten/kota yang paling memerlukan, terutama Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga,” ujarnya.

Karumkit menjelaskan, saat ini belum ditemukan kendala yang signifikan, namun minggu berikutnya menjadi fase paling krusial. “Sementara ini kendala belum ada, tapi seminggu ke depan kemungkinan besar kita akan menghadapi kesulitan karena jenazah yang belum ditemukan sudah mengalami pembusukan. Sidik jari atau wajah mungkin sudah rusak, sehingga metode DNA menjadi cara terakhir yang paling akurat,” kata Taufik.

Editorial Team