Ketua DPP Puan Maharani ketika bertemu dengan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada 18 Juni 2023 di Plataran. (www.instagram.com/@agusyudhoyono)
Anis pun membantah dukungan terhadap Gibran berarti melanggengkan politik dinasti.
Menurut dia, istilah politik dinasti tak dikenal dalam demokrasi karena semua dikembalikan kepada rakyat.
Mantan Ketua Umum PKS tersebut mencontohkan sepak terjang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani dalam politik. Mereka berdua adalah sosok yang dianggap sebagai kelanjutan dinasti politik Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI-5 Megawati Soekarnoputri.
"AHY maju Pilkada DKI (Pilgub DKI Jakarta 2017) kalah kok. Puan juga tidak dicalonkan sebagai capres karena memang ini urusannya dengan rakyat. Semua ada kalkulasinya, mau anak siapa pun, apakah itu anak presiden atau anak orang biasa sama saja," tutur Anis.
Artinya, sambung Anis, di dalam sistem demokrasi Pemilu tidak ada politik dinasti. Semua setara dan bergantung kepada rakyat, apakah figur yang bersangkutan diterima atau tidak.
"Coba apa kurangnya Puan, dia anak Megawati. Puan juga sudah kampanye mau jadi capres ke sana ke mari, sampai membentuk Dewan Kolonel, tetap nggak dipilih sama PDIP karena memang pertimbangannya adalah elektabilitas," kata Anis.