Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini meminta agar pemerintah meninjau kembali Perpres tersebut. Lebih lanjut ia menilai Perpres itu kontra produktif terhadap misi pembinaan ideologi dan Pancasila itu sendiri.
“Jangan sampai cara pemerintah mendesain kelembagaan BPIP, menyusun personalia, dan kini mengatur gaji pejabatnya, justru melahirkan skeptisisme dan sinisme publik. Tak ada ruginya Perpres itu dicabut atau direvisi kembali. Perpres itu sudah melukai perasaan masyarakat yang kini sedang dihimpit kesulitan,” jelas Fadli.
Fadli menyarankan agar pemerintah menggunakan anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai honorer di lingkungan pemerintahan saja.
“Mereka jauh lebih membutuhkannya daripada para bekas pejabat yang duduk di dalam BPIP,” tandasnya.