Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para prajurit Korea Selatan memakai baju pelindung membersihkan jalan di Seoul, Korea Selatan, pada 5 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengungkapkan empat rahasia Korea Selatan menangani wabah COVID-19. Umar mengatakan, situasi di Korea Selatan saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan Februari lalu. Data terkini, total kasus masyarakat terinfeksi virus corona sebanyak 10.738. Dari jumlah itu, 8.764 dinyatakan sembuh dan 243 meninggal dunia.

"Saat ini penambahan kasus dalam sehari 5-10 kasus. Ini sudah sangat melegakan. Di kota Daegu yang jadi episentrum, kehidupan sudah berjalan normal. Gak ada penambahan kasus baru," kata Umar saat live streaming bersama IDN Times, Senin (27/4).

1. Tenaga kesehatan Korsel belajar dari wabah SARS dan MERS

Sejumlah prajurit menyemprotkan desinfektan di dalam komplek apartemen yang sedang diisolasi setelah laporan infeksi massal penyakit COVID-19 di Daegu, Korea Selatan, pada 9 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Umar mengatakan, pemerintah Korea Selatan telah bertindak cepat saat virus corona mewabah. Pemerintah belajar dari wabah SARS dan MERS.

"Saya sempat bertemu Menkes Korsel pada 17 Januari, saya tanyakan soal kesiapannya. Ternyata mereka sudah menyiapkan laboratorium (untuk tes COVID-19), rumah sakit, dan lainnya," kata Umar.

2. Membuat kebijakan taktis

(Presiden Korea Selatan Moon Jae-In) ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Umar menjelaskan, sejak awal pemerintah mengumumkan untuk tidak melockdown Korea Selatan. Hal itu berdasarkan kondisi geografis dan mobilitas penduduk. Namun demikian, pemerintah menerapkan kebijakan yang seragam.

"Ada kebijakan-kebijakan yang sangat koheren, mulai dari tingkat presiden sampai RT," ujarnya.

3. Informasi disampaikan secara transparan

(Gereja Yesus Shinceonji di daerah Daegu, Korea Selatan) Reuters/Kim Hong-Ji

Sejak hari pertama kasus COVID-19 ditemukan, jelas Umar, otoritas kesehatan di Korea Selatan setiap hari menyampaikan perkembangan kasus. Selama dua kali sehari, semua data dibuka sangat rinci, kecuali identitas pasien.

"Jadi di-update kejadiannya di kota apa, lewat mana saja, dan lain-lain," kata Umar.

4. Masyarakat mendukung penuh kemampuan otoritas kesehatan

Seorang pengemudi diperiksa uji COVID-19 pada klinik 'drive-through' di Seoul, Korea Selatan, pada 3 Maret 2020. ANTARA FOTO/Yonhap via REUTERS

Menurut Umar, dukungan dan kedisiplinan masyarakat Korea Selatan sangat tinggi. Oleh sebab itu, KBRI Korea Selatan memutuskan tidak mengevakuasi WNI seperti halnya mahasiswa WNI di Tiongkok.

"Selama sebulan kami buka posko di Daegu yang bisa langsung melayani masyarakat di sana. Sekarang ketika situasi dan kondisi sangat baik, WNI kita tetap tenang semuanya. Semua persoalan ditangani bersama-sama," ungkapnya.

Editorial Team