Potret Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (11/12/2025) pasca diterjang banjir pada Rabu (26/11/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Sementara itu, Kemenkes terus menyalurkan logistik kesehatan pascabencana ke tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bantuan ini tidak hanya berupa obat-obatan, tetapi juga hygiene kit dan emergency kit sebagai langkah pencegahan penyakit di wilayah terdampak bencana.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Agus Jamaludin menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif dalam respons kesehatan pascabencana.
“Logistik kesehatan tidak hanya obat-obatan. Hygiene kit dan emergency kit menjadi kunci untuk mencegah penyakit yang muncul akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak sehat pascabencana,” ujar Agus.
Berdasarkan Laporan Situasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat pada 15 Desember 2025 pukul 22.00 WIB, di Provinsi Aceh, distribusi dilakukan sejak akhir November hingga Desember 2025 ke sejumlah kabupaten/kota. Obat-obatan dikirimkan ke Aceh Tengah (33 koli), Pidie Jaya (200 paket HD), Bireuen (4 koli), Gayo Lues (8 koli), Aceh Timur (30 koli), Langsa (18 koli), dan Aceh Tamiang (22 koli).
Selain obat, Kemenkes menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil ke Aceh Tengah (34 dus), Pidie Jaya (23 dus), Gayo Lues (41 dus), Bener Meriah (29 dus), Lhokseumawe (75 dus), Aceh Utara (65 dus), Pidie (30 dus), dan Aceh Besar (34 dus).
Aceh juga menerima peralatan kesehatan khusus berupa oxygen concentrator sebanyak 10 unit untuk Aceh Tengah dan 10 unit untuk Bener Meriah. Selain itu, disalurkan 35 Emergency Medical Team (EMT) kit, 50 emergency kit, serta 50 paket family hygiene kit melalui Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan (SKK).