Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan 7 rekomendasi Agenda Bali. (Dok. BNPB).
Pada penutupan acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 itu, Suharyanto berkesempatan menyampaikan 7 rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan, yaitu:
1. Pengurangan risiko bencana perlu diintegrasikan pada kebijakan-kebijakan utama pembangunan dan pembiayaan, legislasi, dan rencana pencapaian Agenda 2030. Menurut Suharyanto, Platform Global menyerukan transformasi mekanisme tata kelola risiko untuk memastikan pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor, sistem, skala, dan batas
2. Hanya dengan perubahan sistemik masyarakat dunia dapat memperhitungkan kerugian yang sesungguhnya dari bencana dan kerugian dari ketiadaan aksi, serta membandingkannya dengan investasi dalam pengurangan risiko bencana
3. Platform Global diselenggarakan di antara COP 26 dan COP 27 mencermati tingkat emisi saat ini jauh melebihi upaya mitigasinya, yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian bencana, dan mengancam pencapaian Agenda 2030
4. Bencana memberikan dampak berbeda kepada setiap orang. Ini menyerukan pendekatan partisipatif dan berbasis HAM untuk memasukkan semua sesuai prinsip 'Tidak ada apa-apa tentang kita tanpa kita' dalam perencanaan pengurangan risiko bencana dan implementasinya pada masyarakat yang berisiko
5. Platform Global memberikan rekomendasi yang dapat mendukung pelaksanaan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk memastikan setiap orang di muka bumi dilindungi sistem peringatan dini dalam jangka waktu 5 tahun ke depan
6. Potensi pembelajaran transformatif dari pandemik COVID-19 harus diterapkan sebelum jendela peluang tersebut tertutup
7. Pelaporan yang komprehensif dan sistematis, termasuk tinjauan kemajuan yang mendalam terhadap semua target Kerangka Sendai oleh Negara-negara Anggota akan membantu menarik rekomendasi yang jelas untuk midterm review Kerangka Sendai.