Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jawa Tengah
(IDN Times/Lia Hutasoit)

Intinya sih...

  • Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengingatkan agar tidak muncul ego sektoral antar kelompok

  • Perlunya kolaborasi berbagai level pemerintahan

  • Pimpinan daerah muda jadi aset

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan diaspora Jawa Tengah di Jakarta dimanfaatkan Gubernur Ahmad Luthfi untuk menegaskan kembali nilai soliditas sosial warga perantau. Dia menilai gaya hidup individualis di ibu kota sering mengikis tradisi daerah.

“Kita kadang-kadang di perantauan itu di Jakarta ini rasa solidaritasnya kurang,” ujarnya dalam program "Gubernur Menyapa, Ngobrol Seru bareng Gubernur Jawa Tengah" kolaborasi dengan IDN Times, yang berlangsung di TMII, Jakarta Timur, Sabtu (6/12/2025).

Menurut Ahmad Luthfi situasi di lapangan menunjukkan sebagian warga perantau kini jauh dari budaya gotong-royong.

“Kadang-kadang karo tonggo rak kenal (dengan tetangga tidak kenal), kadang kadang gotong-royong rapat tak perlu, kadang-kadang yang penting saya bisa eksis,” katanya.

Ahmad Luthfi mengungkapkan fenomena itu berbeda dengan kondisi saat warga pulang ke kampung halaman. Di desa, tradisi kolektif masih hidup. Dia menekankan budaya tersebut merupakan fondasi pembangunan Jawa Tengah.

“Karena membangun Provinsi Jawa Tengah dasarnya adalah kekerabatan gotong royong, tepo seliro (tenggang rasa), yang menjadi nyawanya Provinsi Jawa Tengah,” katanya.

1. Ingatkan agar tidak muncul ego sektoral antar kelompok

(IDN Times/Lia Hutasoit)

Luthfi mengingatkan agar tidak muncul ego sektoral antar kelompok. Menurtnya, tidak boleh siapa pun yang merasa Jawa Tengah mempunyai ego sektoral, mempunyai rasa subjektifitas tinggi yang lebih tinggi daripada yang lain

Dalam agenda ini, Luthfi mempersilakan sesi dialog terbuka mengenai program prioritas pemerintah provinsi. Agenda ini berlangsung di anjungan Jawa Tengah, TMII, dengan tajuk "Ngopeni warga Jawa Tengah di Jakarta".

Pada kesempatan ini, Luthfi juga berdialog langsung dengan warga dan mahasiswa Jawa Tengah yang hadir di lokasi, mereka menyampaikan saran, masukan, hingga meminta pendapat Ahmad Luthfi.

2. Perlunya kolaborasi berbagai level pemerintahan

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bersama Plt Jampidsus Kejagung menjelaskan pelaksanaan KUHP terbaru kepada para wartawan di Gradhika Bakti Praja. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Dengan visi “Jawa Tengah sebagai Provinsi Maju yang Berkelanjutan untuk Menuju Indonesia Emas 2045”, kepemimpinan Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin punya 11 program program prioritas. Menjawab pertanyaan mengenai progres 11 program prioritas ini, dia menyebut, kinerja pemerintah daerah menghadapi fase transisi.

“Pada saat kita menjabat sebagai gubernur kemudian bupati, wakil bupati kita mengalami masa transisi,” katanya.

Transisi itu mengharuskan penyesuaian anggaran. Maka, program itu dibuat setahun sebelum menjabat mau tak mau harus ada revitalisasi atau perubahan anggaran.

Meski begitu, Luthfi memastikan, pelaksanaan program tidak terganggu. Namun dia menegaskan perlunya kolaborasi berbagai level pemerintahan.

“Dari 11 program yang prioritas ini semuanya tidak ada gendala di wilayah kita," ujarnya

3. Pimpinan daerah muda jadi aset

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menandatangani kesepakatan bersama dengan Pelaksana Tugas Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejagung Undang Mogupal. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Luthfi juga menyoroti lahirnya banyak kepala daerah berusia muda. Di mana generasi mudalah yang kini sedang memobilisasi perubahan. Menurutnya, pimpinan daerah milenial adalah aset. Dia optimistis masa depan estafet kepemimpinan bisa berjalan. Dia mengaitkan bonus demografi dengan peluang pembangunan.

“Mereka adalah aset-aset yang menjadi pilihan masyarakat," katanya.

4. Catatan capaian program MBG

Ketua Komisi Informasi Provinsi (KIP) Jawa Tengah, Indra Ashoka berbincang dengan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di lantai dua ruang Kantor Gubernur Jateng. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), ia menyampaikan capaian yang sudah mencapai 80 persen.

“Jadi 2.670 MBG sudah kita laksanakan operasional di Jawa Tengah. Target Jawa Tengah adalah 3.100, sudah 80 persen," kata dia.

Menurut Luthfi, dampak program MBG meluas. Multiefeknya adalah membuat UMKM berjalan, menukan kesempatan kerja dan membuat adanya perputaran bahan pokok penting masyarakat terpenuhi.

Dia menyebut satu rantai MBG menghidupkan banyak sektor ekonomi.

"MBG kita itu dari mulai 2.000 yang bisa menghasilkan, memberikan pelayanan kepada masyarakat, anak-anak kita, ibu hamil, dan orang tua itu hampir 8 juta lebih yang itu bisa dari telurnya kita perlu, dari pisangnya kita tahu, kemudian dari susunya," ujar dia.

Ahmad Luthfi memastikan pihaknya mengakselerasi pemenuhan target, karena dirasa sejauh ini ada kendala dalam menjalankan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Editorial Team