Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20250617_095157_YouTube.jpg
Aktivis perempuan dan pendamping korban pemerkosaan massal 1998, Ita Fatia Nadia. (Tangkapan layar YouTube Kemarin Esok)

Intinya sih...

  • Usman menyebut teror yang dialami Ita adalah modus yang kerap digunakan untuk membungkam suara-suara kritis. Sementara, pelaku teror tidak pernah mendapat proses hukum.

  • Amnesty nilai Fadli Zon tetap menyangkal adanya peristiwa perkosaan massal 1998.

Jakarta, IDN Times - Aktivis perempuan dan pendamping korban pemerkosaan massal terhadap perempuan etnis Tionghoa pada Mei 1998, Ita Fatia Nadia, mendapatkan teror melalui telepon usai mengecam pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Ita diteror oleh nomor asing pada Minggu (15/6/2025) usai menjadi salah satu pembicara di jumpa pers virtual yang memberi tanggapan soal penyangkalan Fadli terkait peristiwa pemerkosaan massal.

Konfirmasi teror yang dialami Ita disampaikan oleh Direktur eksekutif Amnesty Internasional Indonesia (AII), Usman Hamid. Ita menghubungi Usman usai mendapatkan telepon dari nomor asing tersebut.

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di