TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kritik Larangan Mudik tapi Wisata Dibuka, PKS: Pemerintah Aneh

PKS anggap prokes di tempat wisata sulit diterapkan

Ilustrasi - Libur Nasional dan Cuti bersama dimanfaatkan warga Jakarta untuk bertamasya ke Ancol dan hingga Kamis (29/10) pukul 14.00 WIB pengunjung Ancol mencapai 23.000 orang. (ANTARA FOTO/ Reno Esnir)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani Aher mengkritik keras kebijakan pemerintah yang membuka destinasi wisata, namun melarang masyarakat untuk mudik. Netty mempertanyakan tujuan dari kebijakan tersebut.

"Kalau pelarangan mudik untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19, kenapa destinasi wisata justru dibuka dan diperbolehkan? Hal ini akan membuat masyarakat bingung dan membandel untuk tetap mudik," kata Netty dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga: Mudik Dilarang, Pengusaha Khawatir Konsumsi Masyarakat Anjlok

1. Pemerintah diminta konsisten dalam membuat kebijakan COVID-19

Seorang ibu melihat proses pemakaman jenazah keluarganya yang meninggal dunia karena COVID-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Srengseng Sawah karena Taman Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19 telah penuh. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Netty meminta agar pemerintah konsisten dalam membuat kebijakan karena kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Menurutnya, jika memang pemerintah ingin mengendalikan pandemik, maka seharusnya tempat wisata jangan dibuka.

"Aneh kalau masyarakat dilarang mudik, tetapi wisata tetap dibuka. Sudah pasti masyarakat yang tidak mudik itu akan memenuhi tempat-tempat wisata tersebut," kata dia.

"Apakah ini yang diinginkan oleh pemerintah terjadi kerumunan warga masyarakat di lokasi wisata? Padahal vaksinasi yang disebut-sebut sebagai game changer untuk mengatasi COVID-19 juga masih berjalan lambat" kata Netty, menambahkan.

2. Protokol kesehatan sulit diterapkan di tempat wisata

Ilustrasi tempat wisata pantai (ANTARA FOTO/ Reno Esnir)

Walaupun pembukaan wisata tetap dengan protokol kesehatan, Netty menilai, hal tersebut sulit diterapkan. Misalnya saja di pantai dan kolam renang yang pastinya akan diserbu pengunjung.

"Bagaimana penerapan prokesnya? Apa mungkin bisa menjaga jarak di tempat-tempat seperti itu? Apalagi masyarakat dilarang mudik, maka sudah pasti tempat wisata akan membeludak" katanya.

Baca Juga: Nekat Mudik Meski Dilarang, Pemudik Berangkat Lebih Awal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya