TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia-Bangladesh Bermitra Serukan Demokrasi Inklusif 

BIISS gelar dialog Democracy in Inclusive Society di Dhaka

Acara dialog "Democracy in Inclusive Society" di BIISS, Dhaka, Bangladesh, Senin (18/3/2024) (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times – Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Siti Nugraha Mauludiah menyampaikan, Bangladesh dan Indonesia memiliki visi yang sama, yaitu menjaga perdamaian dunia dan memelihara serta melindungi keberadaan masyarakat inklusif. 

“Menumbuhkan lingkungan agar demokrasi dapat berkembang adalah cara kami melakukannya,” katanya. 

Hal tersebut diungkapkan pada dialog bertajuk “Democracy in Inclusive Society” di Bangladesh Institute of International and Strategic Studies (BIISS), Senin (18/3/2024), yang diselenggarakan sebagai bentuk kolaborasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Dhaka, Bangladesh. 

Siti menambahkan, forum ini adalah cara bagaimana mereka dapat menumbuhkan demokrasi. Dia percaya dialog ini tidak akan berakhir di sini, tetapi juga akan menghadirkan lebih banyak peluang seperti kemitraan baru antara Indonesia dan Bangladesh.

Pada kesempatan ini, Siti dan sejumlah tokoh penting lainnya, termasuk Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh, Heru Hartanto Subolo hadir untuk menyerukan pentingnya menguatkan prinsip-prinsip demokrasi dalam masyarakat inklusif.

Berikut IDN Times sajikan rangkumannya. Yuk, disimak baik-baik!

Baca Juga: Indonesia-Bangladesh Kolaborasi Perkuat Demokrasi

1. Indonesia dan Bangladesh miliki komitmen sama terhadap prinsip demokrasi

Acara dialog "Democracy in Inclusive Society" di BIISS, Bangladesh, Senin (18/3/2024) (IDN Times/Uni Lubis)

Dialog bertema “Democracy in Inclusive Society” ini merupakan bagian dari program unggulan Indonesia, yaitu Bali Democracy Forum, yang diadakan setiap tahun di Bali, Indonesia. Heru menyebut bahwa Bangladesh tidak pernah absen dari forum ini. 

Dia menuturkan, demokrasi, sebagaimana yang banyak orang pahami, bukan sekadar pemerintahan, tapi sebuah filosofi yang memastikan suara semua orang terlepas dari keyakinan mereka, serta didengar dan dihormati. Dengan kemitraan ini, Indonesia dan Bangladesh mempunyai komitmen yang sama terhadap prinsip-prinsip demokrasi. 

“Bangsa kita telah menempuh jalur yang unik, mengatasi berbagai tantangan untuk membangun demokrasi yang dinamis, yang mencerminkan keragaman dan aspirasi masyarakat kita,” ujar Siti.

Dia menuturkan, perjalanan menuju demokrasi inklusif adalah sebuah upaya bersama yang memerlukan tindakan kolektif dan kerja sama. 

“Dialog hari ini adalah salah satu momentum kita untuk menyatukan dan memperkuat upaya tersebut,” katanya. 

2. Indonesia dan Bangladesh menonjol sebagai pemain penting di kawasan masing-masing

Suasana acara dialog "Democracy in Inclusive Society" di BIISS, Bangladesh, Senin (18/3/2024) (IDN Times/Uni Lubis)

Siti menyampaikan, forum ini berfungsi untuk makin memperkuat ikatan jangka panjang antara Indonesia dan Bangladesh.

"Di tingkat pemerintahan, Indonesia dan Bangladesh menonjol sebagai pemain penting di kawasan masing-masing,” ucap Siti.

Dia menuturkan, nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Indonesia dan Bangladesh menunjukkan komitmen bersama untuk memanfaatkan potensi kolektif Asia demi pertumbuhan inklusif. 

Menurutnya, Bangladesh memiliki kemiripan yang mencolok dengan Indonesia, selaras dengan keberagaman dan inklusivitas yang terjalin erat, mulai dari kekayaan budaya, makanan, hingga kehangatan masyarakatnya. 

Dia juga bangga terhadap media, akademisi, generasi muda, hingga seluruh elemen masyarakat Indonesia yang memainkan peran penting dalam membina masyarakat inklusif dan menjadi bagian dari proses demokratisasi. Hal ini merupakan sumber kebanggaan besar bagi bangsa Indonesia.

“Mereka menjadi mitra dan sekutu dekat kita, mereka mewakili penguat suara, pihak yang dapat dan harus mengekang pergerakan hoaks dan ujaran kebencian, dan upaya kolaboratif tersebut membuahkan hasil,” ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya