TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WEF 2024 Serukan Pentingnya Bangun Kembali Kepercayaan

Pertemuan tahunan di Davos dihadiri 3 ribu peserta

Pelaksanaan World Economic Forum 2024 di Davos, 17 Januari 2023. (twitter.com/@wef)

Jakarta, IDN Times – Sekitar 3 ribu pemimpin dunia yang terdiri dari para policy-makers, organisasi bisnis, hingga pemimpin-pemimpin masyarakat sipil menghadiri World Economic Forum Annual Meeting ke-54 (WEF 2024), yang telah digelar di Davos, Switzerland pada 15-19 Januari 2024. 

Pada kesempatan tersebut, sekitar 450 sesi diadakan untuk mempelopori dialog dan debat terkait berbagai isu dan krisis tingkat global. Selain itu, juga sebagai sarana untuk membangun kembali dasar kepercayaan, menghasilkan ide-ide baru, dan mengembangkan kemitraan yang dapat menuai hasil positif kepada masyarakat dan ekonomi.

“Kita harus membangun kepercayaan kepada kapasitas kita untuk mengatasi tantangan, dan terutama kepercayaan kita kepada satu sama lain,” kata Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman dari WEF, dalam keterangan pers, Jumat (19/1/2024). 

Alhasil, tema yang diangkat pada pertemuan tahun ini adalah “Membangun Kembali Kepercayaan”. 

Berikut IDN Times sajikan beberapa poin-poin inti dari WEF 2024 yang menyoroti lima sektor berbeda. Yuk, disimak baik-baik!

Baca Juga: 4 Hal yang Dibahas dalam WEF 2024 di Davos

1. Kepercayaan dan kerja sama satu sama lain harus dikuatkan di masa ketegangan global

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (Twitter.com/Volodymyr Zelenskyy)

Para pemimpin dunia menekankan pentingnya kepercayaan dan kerja sama dengan satu sama lain secara sehat, terutama di tengah-tengah kondisi global yang penuh dengan ketegangan.

Di antara sejumlah inisiatif yang diterbitkan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengumumkan rencananya dalam mengadakan pertemuan tingkat global untuk mendorong perdamaian dan menyerukan investasi baru di dalam negeri. 

“Kuatkan ekonomi kita, maka kita akan kuatkan keamanan Anda,” ujar Zelenskyy. 

Dia juga menambahkan bahwa akan ada pertumbuhan di Ukraina setelah perang usai.

Lebih dari 80 penasihat keamanan nasional dari berbagai pemerintahan dan organisasi internasional bertemu di Davos untuk memajukan blueprint keamanan di Ukraina, pada National Security Advisors Meeting ke-4 yang diadakan sebagai bentuk kolaborasi dengan forum ini. 

Di sisi lain, Perdana Menteri Jordan, Al Khasawneh, menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza, serta pentingnya dukungan internasional untuk upaya mengatasi konflik kemanusiaan.

Demikian pula yang disampaikan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman, yang menyerukan perlunya dialog untuk mengakhiri perang di Gaza. 

Baca Juga: Di Davos, Sekjen PBB Kembali Serukan Gencatan Senjata Konflik Gaza

2. Perekonomian global masa kini penuh ketidakpastian

ilustrasi ketidakstabilan ekonomi (pexels.com/Karolina Grabowska)

“Ketika kita membangun kebijakan ekonomi, yang harus kita tanya adalah: ‘Apakah ini akan membuat kehidupan masyarakat yang saya wakili menjadi lebih baik?'’” ujar Chrystia Freeland, Deputi Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Kanada. 

Terkait ini, Global Risks Report 2024 yang diterbitkan pada 10 Januari 2024, beberapa hari sebelum WEF 2024, memperingatkan akan risiko-risiko yang dapat menyebabkan guncangan ekonomi di masa depan. 

Sementara, Chief Economists Outlook mengungkapkan bahwa perekonomian global masa kini penuh ketidakpastian.

3. Kesadaran akan transisi energi yang efisien perlu ditingkatkan

ilustrasi energi dari angin (Pixabay/Ed White)

WEF 2024 juga menyoroti berbagai isu terkait perubahan iklim dan pentingnya efisiensi energi. 

John Kerry, Utusan iklim Amerika Serikat, mengatakan, “Kerusakan yang diakibatkan oleh krisis iklim kini telah merugikan kita semua dalam jumlah miliaran.”

Dia juga menambahkan bahwa kerugiannya akan jauh lebih tinggi jika tidak ada pergerakan untuk mengatasinya dari sekarang. 

Terkait ini, berbagai inisiatif diterbitkan. Salah satunya adalah Network to Mobilize Clean Energy Investment for the Global South, sebuah platform yang diluncurkan khususnya untuk negara-negara berkembang dalam meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan energi, serta praktik-praktik yang dapat mempercepat transisi energi yang lebih berkelanjutan. 

Selain itu, Global Commission on Nature-Positive Cities menyajikan pedoman baru untuk merehabilitasi alam di perkotaan. Hal ini dilakukan dengan melalui proses konsultasi untuk menetapkan definisi bersama tentang atribut-atribut yang membuat kota bersifat positif alam. 

4. Demokratisasi akses terhadap teknologi AI perlu dilakukan

Central Campus di Global Collaboration Village (dok. GCV World Economic Forum)

Paul Inagibre, Menteri Informasi, Komunikasi, Teknologi dan Inovasi Rwanda berpendapat, demokratisasi akses terhadap kemajuan teknologi AI diperlukan.

“Pada akhirnya, jika tidak terjangkau dan tidak dapat diakses, maka kesenjangan digital ini akan memburuk,” katanya.

Terkait ini, AI Governance Alliance, sebuah inisiatif di bawah WEF, mengumumkan upaya global baru untuk meningkatkan akses AI. Belakangan ini, mereka mengeluarkan seri tiga makalah yang membagikan berbagai rekomendasi terkait pembangunan sistem dan teknologi AI yang aman, serta memajukan tata kelola AI dan regulasi yang tangguh. 

Sementara itu, Rapor Global Security Outlook 2024 yang diterbitkan belakangan ini menyoroti solusi-solusi utama untuk mengatasi kejahatan dan tantangan keamanan siber.

Baca Juga: Rapor Tantangan dan Ancaman Kejahatan Siber 2024

Baca Juga: AIGA Terbitkan 3 Makalah Bahas Tata Kelola AI Generatif 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya