Cak Imin Sentil Pemerintah: Hati-Hati Krisis Beras Kian Tak Terkendali
Bulog tegaskan beras langka bukan imbas bantuan pangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI yang juga calon wakil presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengingatkan pemerintah lebih berhati-hati menangani kelangkaan beras. Peningkatan kebutuhan beras terus meningkat seiring datangnya bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.
Cak Imin mengingatkan pemerintah supaya jangan sampai harga beras semakin tidak terkendali sehingga membebani pengeluaran masyarakat.
"Pemerintah benar-benar harus serius menangani pasokan maupun harga beras di pasaran sebab kedepan kebutuhan semakin meningkat seiring hadirnya Ramadan dan Idul Fitri. Jangan sampai harga beras kian tak terkendali sehingga kian membebani pengeluaran masyarakat kita," kata Cak Imin dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Jumat (23/2/2024).
1. Gerojokan bansos jelang pemilu 2024 belum mampu stabilkan harga
Cawapres nomor urut satu ini menjelaskan berdasarkan data panel harga pangan nasional akhir bulan lalu menunjukkan jika harga beras medium berada di kisaran Rp13.430/kilogram, sedangkan harga beras premium berada di kisaran Rp15.340/kilogram. Harga ini melampaui harga eceran tertingggi (HET) beras medium di kisaran Rp10.900-Rp11.800 per kilogran dan HET beras premium di kisaran Rp13.900-Rp14.800.
"Gerojokan bansos yang besar-besaran jelang pemungutan suara lalu kepada 21,35 juta keluarga ternyata juga belum mampu menstabilkan harga," kata dia.
Cak Imin mengingatkan belanja kebutuhan beras bagi masyarakat miskin menempati porsi besar yakni sekitar 22 persen dari total pengeluaran dalam satu bulan. Jika harga beras kian tak terkendali maka bisa dipastikan beban mereka semakin berat.
"Harga beras yang kian meroket pasti akan menguras kantong masyarakat. Kalau ini tidak segera dikendalikan maka jumlah masyarakat miskin akan semakin tinggi," katanya.
Baca Juga: Ironi di Indonesia, Negara Agraris yang Sulit Penuhi Kebutuhan Beras