Perludem: Pemilu Proporsional Tertutup Tak Jamin Bebas Politik Uang
Perludem ungkap akar politik uang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai pemilihan umum (pemilu) yang digelar secara proporsional tertutup tidak akan menjamin bakal bebas praktik politik uang.
Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati memaparkan, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi praktik politik uang pada pemilu, misalnya faktor partai politik, budaya koruptif, pendidikan politik di masyarakat dan penegakan hukum.
Mengganti sistem mungkin belum tentu akan menyelesaikan persoalan politik uang, bisa jadi hanya lokusnya saja yang berpindah. Ia menyadari bahwa sistem pemilu yang diterapkan saat ini tentu akan ada kelemahannya. Karena itu, perlu ada evaluasi secara total untuk menghindari praktik politik uang.
Pernyataan ini sekaligus menjawab sikap Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, yang menilai bahwa Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024 diwarnai dengan praktik politik uang yang sangat masif baik di tingkat daerah maupun pusat.
"Mengganti sistem mungkin belum tentu akan menyelesaikan persoalan politik uang, bisa jadi hanya lokusnya saja yang berpindah," kata Khoirunnisa saat dihubungi, Minggu (18/3/2024).
1. Akar politik uang karena lemahnya ideologis parpol
Menurut Khoirunnisa akar politik uang berasal dari lemahnya komitmen ideologis partai politik yang belum merata dengan kecenderungan rendah.
Di sisi lain, semakin pragmatisnya masyarakat akibat lemahnya edukasi, tingginya kemiskinan, regulasi yang belum kondusif, budaya koruptis, dan problem penegakan hukum.
Karena itu, menurut dia, kalau hanya sekadar sistemnya yang diganti tentu juga tidak menjamin. Tapi juga perlu mendorong pelembagaan partai, penegakan hukum, dan pendidikan politik di masyarakatnya.
"Akar politik uang (salah satunya) lemahnya komitmen ideologis partai politik yang belum merata dengan kecenderungan rendah," kata dia.
Baca Juga: Rekapitulasi Suara Pemilu di 32 Provinsi Rampung, Ini Hasilnya