TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belajar dari COVID, Ini 4 Strategi Menkes Atasi Pandemik di Masa Depan

Menkes Budi ibaratkan pandemik seperti perang

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hadir di Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, membeberkan empat strategi Indonesia jika menghadapi pandemik di masa depan. Dia pun mengibaratkan melawan pandemik seperti bertempur di medan perang.

Pada satu waktu, Budi mengaku sempat berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal perang. Ia mengatakan kepada Prabowo bahwa kematian yang disebabkan oleh pandemik atau penyakit menular jauh lebih tinggi daripada perang.

"Perang itu yang dihadapi manusia ada tiga jenis. Pertama perang dengan alam. Kedua perang sesama manusia. Dan ketiga perang menghadapi patogen atau pandemi," kata Budi dalam diskusi di Media Center, Kamis (14/12/2023).

1. Tenaga kesehatan garda terdepan atasi pandemik

Vaksinasi booster di sentra vaksinasi COVID-19 di halaman Dinas Kesehatan Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Dari semua perang yang dihadapi manusia, perang melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak di dunia. Budi mencontohkan pandemik Black Death atau Maut Hitam yang melanda Eropa, Asia, dan Afrika Utara pada periode 1347-1353 dan diperkirakan merenggut nyawa 200 juta jiwa.

Guna mengatasi pandemik di masa depan, eks Wakil Menteri BUMN ini mengatakan strategi pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten.

"Kita perlu siapkan orangnya. Tenaga cadangan kesehatan, sama seperti militer. Kita bikin juga cadangan kesehatan secara digital. Jadi kita catat secara digital orang-orang kita yang punya pengalaman menghadapi bencana tuh gimana dan siapa. Dan itu bisa dipanggil at any time," katanya.

Baca Juga: Ini Syarat Indonesia Capai Kedaulatan Kesehatan dalam 10 Tahun! 

2. Perang melawan pandemik harus punya senjata

ilustrasi cairan vaksin (unsplash.com/ Mufid Majnun)

Strategi kedua, lanjut Budi, adalah melengkapi alat-alat kesehatan termasuk dengan teknologi canggih.

"Kalau pertahanan menembak pakai senjata, kesehatan menembaknya pakai suntikan. Jadi kalau pertahanan punya pabrik senjata, kita punya pabrik alat suntik, RnD (Research and Development)," ujar Budi.

Strategi selanjutnya adalah meningkatkan pengawasan seperti menyiapkan PCR lab di 416 Kabupaten dan 98 Kota di seluruh Indonesia. Sementara, strategi terakhir adalah menyiapkan amunisi senjata pamungkas seperti Teknologi DNA rekombinan dan lainnya.

"Lab itu intel kesehatan untuk melihat virusnya datang dari mana. Kita juga perlu ada Laboratory Genomic Sequencing. Jadi kalau kita sudah tahu musuh-musuh kita yang buat ratusan juta orang mati dari hewan, kita sudah siapkan strateginya Integrated One Health," tutur Budi. 

Verified Writer

Andi IR

Belajar menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya