TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BRI Bagi Resep agar Masyarakat Makin Aman Transaksi Keuangan Digital

Keamanan siber penting di dunia keuangan digital

Dok. Bank BRI

Jakarta, IDN Times -- Keamanan siber telah menjadi hal penting dan semakin dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat saat ini. Peningkatan aktivitas dan transaksi daring membuat faktor keamanan menjadi krusial untuk dipenuhi dan dijamin oleh penyedia jasa serta pelaku bisnis digital.

Sebagai bank yang memiliki layanan dan produk keuangan digital yang terintegrasi, BRI terus berupaya menjamin keamanan siber atas sistem dan platform yang dimiliki. Ada dua jurus utama BRI dalam meningkatkan keamanan siber yakni melakukan pengamanan berlapis dan aktif melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Baca Juga: BRI dan Western Union Kerja Sama Permudah Transaksi Remitansi 

1. Risiko keamanan siber semakin meningkat

Dok. Bank BRI

BRI rutin melakukan identifikasi kerentanan dan testing (penetration test) yang ketat untuk memastikan tidak ada lubang di setiap inovasi produk digital. Kemudian, pengamanan berlapis dilakukan melalui penjaminan keamanan layanan dan operasional, penerapan protection technology, serta pengadaan sistem untuk mendeteksi ancaman siber secara cepat dan tepat menggunakan big data dan AI.

“Jadi kalau ada insiden harus ada respon cepat untuk bisa recovery. Ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor baik dengan fintech, regulator, penegak hukum, telco. Harus ada kolaborasi yang makin erat antara sektor telco dan perbankan,” ujar Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo dalam acara BRI Cuap-cuap Cuan Berkah yang diadakan oleh BRI dan CNBC Indonesia.

Menurut Indra, digitalisasi yang berjalan cepat saat ini membawa konsekuensi pada peningkatan risiko keamanan siber. Karena itu, pelaku sektor perbankan saat ini harus bisa memiliki manajemen risiko yang lebih baik, cepat, dan tepat untuk memastikan keamanan setiap produk yang dimiliki.

Upaya membangun keamanan siber yang kuat tidak bisa dilakukan oleh masing-masing bank secara terpisah. Kolaborasi antar bank dan juga mengajak para pemangku kepentingan, regulator, serta penegak hukum juga harus dilakukan. Melalui kolaborasi yang kuat dan luas, dipastikan ke depannya respon dan langkah preventif tindak kejahatan siber bisa semakin efektif dilakukan.

Baca Juga: BRI Luncurkan BRI Micro & SME Index sebagai Acuan Pengembangan UMKM

2. BRI kolaborasi dengan banyak pihak untuk tingkatkan keamanan

BRI terus menyalurkan kredit mikro yang terdiri atas KUR, Kupedes, dan Briguna Mikro. (Dok. BRI)

Indra menyebut, saat ini BRI telah menjalin kolaborasi dengan Perbanas, ASPI, BSSN, perusahaan telco dan fintech serta regulator dan penegak hukum untuk meningkatkan pengamanan siber. Kolaborasi ini membuat BRI bisa lebih sigap dalam meminimalisir potensi kerugian apabila ada tindakan yang dicurigai sebagai bentuk kejahatan siber.

“Kami juga percepat kartu-kartu ini bentuknya segera chip, itu dan kami edukasi bersama-sama dengan pelaku jasa keuangan dan regulator kepada nasabah agar lebih berhati-hati, menerapkan pola akses yang lebih sehat, tidak klik situs yang tidak jelas, dan yang terpenting kolaborasi dengan [perusahaan] telekomunikasi. Karena memang setiap layanan digital ini praktis menggunakan mobile dan nanti attach dengan nomor telepon, sehingga penting kolaborasi dengan mobile. Jadi kalau ada blacklist nomor telepon ini penting untuk dilakukan, kalau ada pergantian nomor (nasabah pengguna mobile banking) juga kami dinotifikasi sehingga tidak terjadi fraud yang berpotensi merugikan nasabah,” paparnya.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya