TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Kasus Gagal Ginjal Akut Muncul Lagi di DKI, Satu Anak Meninggal

Dinkes DKI Jakarta akan lakukan penyelidikan

Ilustrasi warga tengah menjaga pasien anak yang menderita gagal ginjal akut (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jakarta, IDN Times - Kasus gagal ginjal muncul kembali setelah dinyatakan selesai oleh Kementerian Kesehatan pada Desember 2022. Dua anak di DKI Jakarta diduga alami gagal ginjal (GGA) pada Januari 2023, satu di antaranya meninggal dunia.

Menanggapi laporan dua kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan melakukan penyelidikan epidemiologi.

"Memang benar, kasus meninggal satu orang, dan kami masih dalam proses pengumpulan informasi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia dilansir ANTARA, Minggu (5/2/2023).

Baca Juga: DPR Cecar Menkes soal Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

Baca Juga: Digugat Pasien Gagal Ginjal Akut ke Pengadilan, Ini Respons Kemenkes

1. Pasien sempat diresepkan puyer

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kasus gagal ginjal tersebut dialami dua anak yang berdomisili di DKI Jakarta. Satu pasien meninggal berdomisili di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pasien tersebut sempat berobat pada 28 Januari 2023 ke puskesmas terdekat dan diresepkan obat puyer.

Kemudian, anak tersebut mengalami buang air kecil sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa pada 30 Januari 2023. Pihak rumah sakit setempat sempat merekomendasikan rujukan ke RSCM Jakarta untuk cuci darah.

Namun keluarga pasien menolak dan dibawa pulang ke rumahnya. Saat itu kondisi pasien sudah memburuk dan tidak lama kemudian dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (1/2/2023) malam.

Baca Juga: Dinkes DKI Jakarta Temukan 24 Subvarian BN.1, Ada Satu Pasien Balita

2. Dinkes DKI Jakarta lakukan penyelidikan

ilustrasi obat sirup anak (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dinkes DKI masih melakukan penyelidikan epidemiolog dengan memeriksa kemungkinan adanya riwayat obat serta progresivitas penyakit yang dialami pasien tersebut.

"Kami lakukan penyelidikan epidemiologi, mengumpulkan data pendukung berupa sampel obatnya," katanya.

Baca Juga: Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Omicron BF.7, Biang Kerok Lonjakan di China

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya