Kemenkes Ungkap Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID-19
"Ini bisa sebabkan lonjakan gelombang baru, lho."
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, M Syahril, mengungkapkan lonjakan kasus COVID-19 yang mulai terjadi pada awal Juli tidak hanya disebabkan kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 saja, namun ada sejumlah faktor pemicu kenaikan kasus.
Syahril mengatakan berdasarkan pengalaman puncak gelombang kasus COVID-19 varian sebelumnya, yakni Delta dan Omicron, lonjakan kasus akan terjadi satu bulan setelah ditemukannya subvarian baru.
"Saat ini sudah 85 persen kasus merupakan subvarian baru, biasanya dari pengalaman kenaikan kasus tidak hanya dikarenakan varian baru tetapi juga disebabkan kurangnya protokol kesehatan, yang kena COVID-19 karena prokes rendah, lalai tidak menggunakan masker dan cuci tangan, ini bisa sebabkan lonjakan gelombang baru, lho," ujarnya dalam ngobrol seru by IDN Times, Senin (11/7/2022)
Baca Juga: [UPDATE] Kasus Aktif COVID-19 di DKI Capai 10.818 pada 10 Juli 2022
1. Awal Juli kasus COVID-19 merangkak naik
Syahril mengakui kenaikan kasus COVID-19 mulai terasa sesudah liburan Idul Fitri yang angka kasus masih di bawah 300 per hari pada Juni, namun pada Juli mulai naik bahkan pernah capai 2.800 kasus.
"Prediksi epidemiologi lonjakan (kasus) di minggu ketiga atau dalam satu bulan. Tapi ini kan ini prediksi, upaya yang kita lakukan kita bisa antisipasi lonjakan agar tidak sampai 20 ribu kasus perhari," katanya.
Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia per Senin 11 Juli 2022