TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penderita Alzheimer Lebih Rentan Depresi Selama PSBB COVID-19

Selamat hari Alzheimer sedunia

ilustrasi pasien Alzheimer (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang melanda berbagai belahan dunia berdampak pada berbagai lapisan masyarakat, termasuk penderita alzheimer.

Dokter Junita Maja Pertiwi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) mengungkapkan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan dampak negatif pada penderita alzheimer.

"Dalam keadaan normal saja mereka sulit beradaptasi, apalagi dalam keadaan tidak normal, jika biasa mereka bisa jalan-jalan menikmati alam, bertemu keluarga, anak. Namun saat PSBB tidak bisa, ini membuat mereka lebih depresi," ujar dia dalam Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang disiarkan secara daring, Senin (21/9/2020).

Baca Juga: 7 Obat Penyakit Alzheimer, Diderita Ayah Bill Gates Sebelum Meninggal

1. Pikun dianggap hal yang normal dialami lansia

pexels.com/Pixabay

Junita menerangkan berdasarkan data dari Alzheimer’s Disease International dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya.

Demensia merupakan suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, atau kerap kali disebut pikun. Dari banyaknya kasus tersebut, alzheimer menyumbang 60 sampai 70 persen kasus.

"Oleh karena itu, deteksi dini dapat membantu penderita demensia dan keluarganya untuk dapat menghadapi dampak penurunan fungsi kognitif dan pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik," kata Junita.

2. Alzheimer menyumbang 60-70 persen kasus pikun

urbanplatehealth.com

Junita mengakui penderita alzheimer rentan terpapar COVID-19, untuk itu sebaiknya keluarga memberikan perhatian dan aktif mengenali gejala COVID-19 pada penderita alzheimer. Keluarga juga harus lebih sabar dan mengalah, pakaikanlah masker serta masuklah dalam dunianya.

"Komunikasi verbal perlu diterapkan karena masa seperti ini memengaruhi proses berfikir, kita tahu otak penderita alzheimer tidak sama, sehingga sulit mereka juga sulit beradaptasi. Sabar dan mengalah menghadapi penderita," ucap dia.

Baca Juga: 7 Tahapan Penyakit Alzheimer, Penyebab Ayah Bill Gates Meninggal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya