TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Psikolog: Banyak Anak-Anak Depresi Akibat Pandemik COVID-19

Psikolog kebanjiran pasien selama pandemik

Ilustrasi depresi (IDN Times/Dwi Agustiar)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat orang lebih memperhatikan kesehatan fisik. Namun, tanpa disadari wabah yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun ini juga memengaruhi kesehatan mental.

Psikolog dari Kalbu, Clorinda Vinska, mengungkapkan pandemik COVID-19 membuat banyak pihak terdampak. Dimulai ada yang kehilangan mata pencaharian, kerabat, bahkan sampai depresi hingga trauma, namun masih dituntut untuk tetap tegar.

"Pasien (konsultasi) meningkat drastis, dalam sehari bisa belasan
ramai banget, bisa sampai 15 pasien, padahal sebelum pandemik sepi paling dua atau tiga orang," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar Kalbu, Senin (23/8/2021) petang.

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Bikin Stres dan Cemas, Psikolog: Cobalah Bersyukur

Baca Juga: Sandiaga Ramal Ada Lonjakan Wisata usai PPKM yang Bikin Stres

1. Kesehatan mental juga perlu dijaga

Konferensi Pers Kalbu/ dok Kalbu

Clorinda pernah menangani beragam kasus, namun sebagian besar kasus adalah depresi pada anak. Dia mencontohkan ada anak yang cendeung marah-marah, ada juga yang mencabuti rambut sampai botak, ada juga yang malas melanjutkan kuliah karena belajar daring.

"Kondisi ini membutuhkan jasa membutuhkan profesional, jadi tidak hanya kesehatan fisik yang dijaga, namun juga kesehatan mental," ujarnya.

2. Kesehatan mental bukan hal yang tabu

Ilustrasi Jasa Peluk (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sementara, Chief Visionary Officer Kalbu Iman Hanggautomo mengatakan, Kalbu merupakan platfom perantara bagi orang-orang yang membutuhkan diskusi atau konsultasi terkait kesehatan mental mereka dengan praktisi kesehatan mental.

"Kalbu menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan bukan hal yang tabu untuk dibicarakan," katanya.

Baca Juga: Cerita Relawan RSLI Dampingi Pasien COVID-19 Hadapi Masalah Psikologi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya