Waspada! Pakar Ingatkan JN.1 Berpotensi Timbulkan Gelombang COVID-19
Kemenkes temukan 41 kasus JN.1 di Jakarta dan Batam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Epidemiolog serta Peneliti asal Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan pihaknya sudah mewanti-wanti agar pemerintah meningkatkan kewaspadaan di tengah lonjakan kasus COVID-19 dan masuknya varian JN1 di Indonesia.
Dia memprediksi munculnya JN1 ini bisa menimbulkan gelombang kasus COVID-19 mengingat varian JN.1 sebagai variant of interest (VOI).
"Jadi sebelum JN.1 ditemukan, saya sudah ingatkan agar meningkatkan kewaspadaan karena JN1 ini dalam dugaan sebelumnya, diskusi beberapa waktu di Eropa, para ahli sepakat bahwa JN1 ini memiliki potensi, berkontribusi terhadap peningkatan kasus infeksi maupun reinfeksi," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (26/12/2023).
1. Lebih cepat menular dari Omicron
Dicky mengatakan JN.1 ini mempunyai kemampuan Penularan yang lebih cepat dibanding 'leluhurnya' varian Omicron sehingga bisa menimbulkan gelombang baru.
"Endemik status jika terjadi angka reproduksi di bawah satu, kalau JN.1 di atas satu, jadi wajar (naik) apalagi di mobilitas tinggi dalam Nataru, dalam konteks yang tertutup ventilasi buruk, ditambah prokes buruk," paparnya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Kemenkes Deteksi 41 Kasus Varian JN1 di DKI dan Batam